HT: Dunia Bisnis Sekarang Begitu Cepat Berubah

JAKARTA, iNews.id – Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo mengungkapkan pandangannya mengenai dunia bisnis dewasa ini. Menurut pebisnis yang akrab disapa HT itu, dunia bisnis sekarang begitu cepat mengalami perubahan.

Cepatnya perubahan tersebut, kata dia, tidak terlepas dari perkembangan teknologi yang begitu pesat. HT beranggapan, bisnis sekarang ini tak ubahnya orang yang saling berkejar-kejaran dengan yang lain. Jika tidak bergerak cepat maka akan tertinggal.

Baca Juga

Pemprov DKI Salurkan Bansos PKD Rp300 Ribu untuk Anak, Lansia, dan Penyandang Disabilitas

“(Ini eranya) dunia shifting very fast. Sekarang itu kayak diuber, kejar-kejaran,” ujarnya dalam acara Rapat Kerja MNC Kapital di Gedung MNC Financial Center, Jakarta, Jumat (14/12/2018).

HT berpendapat, cara membangun bisnis pada era saat ini sangatlah berbeda dengan era 1990-an. Sekarang ini, untuk membangun bisnis sangat cepat sekali berubah trennya. Sementara, pada dekade 1990-an, membangun bisnis sangat mudah, tapi lama berubahnya.

Baca Juga

HT: Bisnis Finance Harus Disesuaikan dengan Kebutuhan Zaman Now

“Serius. Ini beda dengan tahun 1990. Dulu bangun sesuatu itu tidak banyak perubahan. Sekarang bangun sesuatu, setahun dua tahun banyak sekali perubahan,” tuturnya.

Dia pun mengambil contoh bisnis transportasi online seperti Go-Jek. Awalnya, kata HT, Go-Jek hanya bisnis transportasi berbasis daring biasa. Namun, seiring bertambahnya traffic, ternyata Go-Jek juga mulai merambah bisnis ke sektor-sektor lainnya. Mulai dari sektor delivery, hingga bisnis finansial seperti perbankan.

“Tadinya online transport, langsung ke delivery, setelah itu ke finance. Jadi artinya dunia sudah konsolidasi satu sistem,” ujarnya.

Oleh karena itu, masyarakat perlu beradaptasi terhadap teknologi, khususnya dalam membangun atau menjalankan sebuah bisnis. Jika tidak beradaptasi, secara perlahan bisnis yang dibangun akan tergerus. “Yang paling sering itu anak-anak muda karena adaptasinya mudah. Bukan dunia yang minta adaptasi ke kita, tapi kita yang adaptasi ke dunia.”

Editor: Ahmad Islamy Jamil