Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Covid-19 Mulai Renggut Nyawa di India, Hampir 4.000 Orang Terinfeksi
Advertisement . Scroll to see content

Imbas Virus Korona, Maskapai Global Diprediksi Kehilangan Pendapatan Rp400 Triliun

Jumat, 21 Februari 2020 - 09:30:00 WIB
Imbas Virus Korona, Maskapai Global Diprediksi Kehilangan Pendapatan Rp400 Triliun
Pesawat. (Foto: AFP)
Advertisement . Scroll to see content

MONTREAL, iNews.id - Wabah virus korona dalam sebulan terakhir bakal menekan kinerja industri penerbangan dunia. Maskapai global diperkirakan kehilangan pendapatan lebih dari 29 miliar dolar AS, setara Rp400 triliun tahun ini.

Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA) menyebut wabah virus korona bisa membuat laju permintaan perjalanan udara turun untuk pertama kalinya dalam satu dekade terakhir. Pasalnya, banyak perjalanan, baik bisnis maupun wisata tertunda.

IATA sebelumnya memprediksi permintaan perjalanan udara tumbuh 4,1 persen pada 2020. Namun, kemunculan virus korona membuat asosiasi merevisi proyeksi itu menjadi kontraksi alias tumbuh negatif 0,6 persen.

"Ini adalah masa-masa sulit bagi industri transportasi udara global. Penghentian penyebaran virus kini menjadi prioritas utama. Maskapai mengikuti arahan WHO dan otoritas kesehatan publik lain untuk memastikan penumpang aman, dunia tetap terhubung, dan virus dikendalikan," kata CEO IATA, Alexandre de Juniac, dikutip dari CNBC, Jumat (21/2/2020).

Maskapai yang mengudara di Asia Pasifik menjadi yang paling banyak terdampak. Maskapai China kehilangan pendapatan paling besar sekitar 12,8 miliar dolar AS.

IATA memprediksi pendapatan maskapai global akan hilang lebih besar lagi jika dampak virus korona terus meluas. Revisi proyeksi itu terutama mengasumsikan virus tersebut sebagian besar terkonsentrasi di China.

Berdasarkan pengalaman wabah virus SARS pada 2003 lalu, virus korona diprediksi akan menciptakan pola V tajam pada grafik permintaan perjalanan udara. Penurunan akan berlangsung sekitar enam bulan, namun setelah itu pulih dengan sangat cepat.

"Maskapai menghadapi situasi pengambilan keputusan yang sulit untuk memangkas kapasitas kursi, dan dalam beberapa kasus mengurangi rute. Upaya menurunkan biaya bahan bakar bisa menjadi strategi untuk mengompensasi kehilangan pendapatan. Ini akan menjadi tahun yang sangat berat bagi maskapai," kata de Juniac.

Editor: Rahmat Fiansyah

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut