Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Inflasi April 2025 Tembus 1,17 Persen, Ini Pendorongnya 
Advertisement . Scroll to see content

Indeks Harga Konsumen AS Melonjak 5,4 Persen per Juni 2021, Tertinggi Dalam 13 Tahun

Rabu, 14 Juli 2021 - 07:05:00 WIB
Indeks Harga Konsumen AS Melonjak 5,4 Persen per Juni 2021, Tertinggi Dalam 13 Tahun
Permintaan mobil dan truk bekas yang tinggi memicu kenaikan indeks harga konsumen Amerika Serikat sebesar 5,4 persen per Juni 2021.
Advertisement . Scroll to see content

WASHINGTON, iNews.id - Indeks Harga Konsumen atau Consumer Price Index (CPI) Amerika Serikat (AS) melonjak sebesar 5,4 persen pada Juni 2021 dibandingkan Juni 2020. Kenaikan CPI tersebut menjadi yang tertinggi dalam 13 tahun terakhir, tepatnya sejak Agustus 2008. 

Departemen Tenaga Kerja AS, Selasa (13/7/2021), melaporkan CPI AS pada Juni 2021 tercatat sebesar 0,9 persen, naik dari 0,6 persen pada Mei 2021. 

Angka tersebut meningkat drastis dari perkiraan ekonom yang disurvei Reuters. Rata-rata ekonom memperkirakan CPI AS pada Juni 2021 akan naik 0,5 persen.

Lonjakan CPI tersebut tidak termasuk komponen makanan dan energi. Bahkan CPI inti melonjak 4,5 persen pada Juni 2021 dibandingkan Juni 2020, dan merupakan kenaikan terbesar sejak November 1991. 

"Angka CPI bulan Juni tampak menakutkan, tetapi sekali lagi, kami melihat bahwa kenaikan harga sementara yang mendorong angka tersebut," kata Robert Frick, ekonom korporat dengan Navy Federal Credit Union di Wina, Virginia.

Departemen Tenaga Kerja AS menyatakan mobil dan truk bekas menjadi penyumbang terbesar, yakni sekitar sepertiga dari CPI AS pada Juni 2021. 

Dilaporkan, harga mobil dan truk bekas naik 10,5 persen. Itu adalah lompatan terbesar sejak Januari 1953, ketika pemerintah mulai melacak penyebab kenaikan harga mobil dan truk bekas. 

Berdasarkan basis tahun ke tahun (yoy) dari Juni 2020 ke Juni 2021, harga mobil dan truk bekas bahkan mencatat rekor melonjak sekitar 45,2 persen. 

Kekurangan semikonduktor global telah melemahkan produksi kendaraan bermotor dan menyebabkan harga kendaraan bermotor baru juga melonjak. 

Menurut Departemen Tenaga Kerja AS, kenaikan harga mobil dan truk bekas terutama dipicu tingginya permintaan, sebagian besar didorong oleh perusahaan penyewaan, yang putus asa untuk membeli kembali setelah memangkas armada mereka di puncak pandemi tahun lalu. 

"Mobil dan truk bekas telah menjadi pendorong utama inflasi dalam beberapa bulan terakhir," bunyi pernyataan Departemen Tenaga AS, seperti dikutip Reuters, Selasa (13/7/2021).

Tetapi ada tanda-tanda bahwa inflasi menyebar di luar sektor-sektor di pusat pembukaan kembali ekonomi, dengan konsumen membayar lebih untuk makanan, bensin, sewa dan pakaian bulan lalu. 

Itu bisa mempertajam kritik terhadap kebijakan moneter dan fiskal pemerintah AS yang sangat akomodatif. Vaksinasi Covid-19, suku bunga rendah, dan hampir 6 triliun dolar AS bantuan pemerintah sejak pandemi dimulai di pada Maret 2020 memicu permintaan, dan membebani rantai pasokan.

Meski demikian, para ekonom terus percaya bahwa inflasi yang lebih tinggi bersifat sementara, sejalan dengan pandangan lama Gubernur Federal Reserve, Jerome Powell.

Imbal hasil pada catatan Treasury 10-tahun patokan sempat melonjak sebelum mundur karena investor menyimpulkan bahwa bank sentral AS kemungkinan akan mempertahankan sikap kebijakan moneter ultra-mudah untuk sementara waktu. Powell akan mempresentasikan Laporan Kebijakan Moneter setengah tahunan kepada Kongres AS, pada Rabu (14/7/2021).

Pejabat Gedung Putih optimis dengan hati-hati bahwa kenaikan harga saat ini akan bersifat sementara, mengutip berlanjutnya penurunan harga untuk kayu dan barang lainnya yang mengalami kenaikan tajam sebagai akibat dari hambatan rantai pasokan. 

"Kapasitas baja juga meningkat secara substansial selama beberapa bulan terakhir," kata pejabat Gedung Putih.

Editor: Jeanny Aipassa

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut