India Dorong Anggota G20 Beri Keringanan untuk Negara-negara yang Terlilit Utang
NEW DELHI, iNews.id - India tengah menyusun proposal agar anggota G20 memberikan keringanan terhadap negara-negara yang tengah terlilit utang akibat pandemi dan perang di Ukraina. Diharapkan, melalui proposal ini para pemberi pinjaman, termasuk China yang merupakan kreditur terbesar, bisa memberikan potongan pinjaman.
Mengutip Reuters, menurut dua sumber pemerintah India menyebut, gagasan ini muncul saat menteri keuangan dan kepala bank sentral negara G20 bersiap untuk bertemu di Bengaluru pekan depan. Pertemuan tersebut akan menjadi acara pertama dari satu tahun Presidensi G20 India.
"India sedang merancang proposal untuk mencoba membujuk negara-negara seperti China agar mengambil potongan besar-besaran dalam memberikan pinjaman kepada negara-negara yang kesulitan," ujar salah satu pejabat India dikutip, Kamis (16/2/2023).
Dana Moneter Internasional (IMF) belum lama ini menyampaikan bakal mengadakan pertemuan virtual dengan Bank Dunia, India, Cina, Arab Saudi, Amerika Serikat dan negara G7 lainnya pada hari Jumat untuk mencoba mencapai pemahaman tentang kesamaan standar, prinsip, dan definisi tentang cara merestrukturisasi utang negara yang tertekan.
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) China belum mau banyak berkomentar mengenai proposal tersebut. China menganggap serius masalah utang negara berkembang dan mendukung solusi yang diajukan berbagai pihak.
"China menganggap serius masalah utang negara berkembang dan mendukung lembaga keuangan terkait untuk mengajukan solusi. Ini adalah sikap konsisten kami bahwa lembaga keuangan multilateral dan kreditor komersial, yang memegang sebagian besar utang negara berkembang, harus berpartisipasi dalam upaya keringanan utang," ujar Kemenlu China.
Seperti diketahui, dua tetangga India, Pakistan dan Sri Lanka tengah berada dalam krisis ekonomi dan sangat membutuhkan bantuan internasional sebelum mereka kehabisan mata uang asing untuk membayar impor penting.
India dan Klub Kreditor Paris baru-baru ini menyampaikan kepada IMF bahwa mereka mendukung rencana restrukturisasi utang Sri Lanka yang tengah mencari pinjaman 2,9 miliar dolar AS.
Bank Ekspor-Impor China juga telah menawarkan kepada Sri Lanka moratorium dua tahun atas utangnya dan menyampaikan akan mendukung upaya negara itu untuk mengamankan program IMF. Namun, menurut pemerintah Sri Lanka hal itu tidak cukup.
IMF, Bank Dunia, dan Amerika Serikat telah Kerangka Bersama-Inisiatif G20 yang diluncurkan pada tahun 2020 untuk membantu negara-negara yang terlilit utang menunda pembayarannya, yang diperluas hingga mencakup negara-negara berpenghasilan rendah. Namun, hal tersebut ditolak China.
Editor: Aditya Pratama