Intip Rahasia Teguk dan Wakacao, Ekspansi Bisnis dengan Cabang Mandiri
JAKARTA, iNews.id - Pesatnya perkembangan bisnis kuliner di Indonesia, membuat peluang bagi Teguk dan Wakacao untuk bergerak cepat melakukan ekspansi ke seluruh Indonesia. Hal ini disampaikan dalam acara Konferensi Maju Digital 2022 yang diselenggarakan oleh GoTo Group pada Kamis, 27 Oktober lalu di The Hall Kasablanka, Jakarta
Teguk sendiri merupakan brand minuman di Indonesia yang fokus menjual berbagai aneka minuman kekinian, sedangkan Wakacao merupakan restoran yang menyediakan makanan beef pepper rice yang disajikan menggunakan hot plate. Saat ini, Teguk dan Wakacao telah memiliki banyak cabang yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.
Kedua pengusaha bisnis kuliner ini membagikan pengalamannya dalam membangun bisnis kepada pelaku UMKM. Brand lokal ini mempunyai strategi yang serupa dalam memperkenalkan dan memperluas cabang mereka, yaitu dengan mengelolanya secara mandiri.
CEO Teguk Maulana Hakim mengatakan, brand-nya mampu diterima oleh masyarakat seperti saat ini setelah melewati banyak kegagalan. Maulana mempelajari sendiri perilaku konsumen untuk menjadi model bisnis utama yang membuat Teguk kini kerap jadi minuman favorit masyarakat.
“Sejak 2018, perilaku konsumen yang sering membawa minuman dalam bentuk kemasan, ke sekolah, rapat, dan ke mana pun meningkat. Biasanya minuman kemasan itu adanya di mall dan harganya mahal, hal ini yang membuat kami mengambil kesempatan membuat kualitas tidak kalah dengan harga bersaing,” ucap Maulana.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Co-Founder Wakacao Aisyah Hafiza atau yang kerap disapa Echa. Menurutnya pelaku bisnis harus mengetahui apa yang disukai dan yang tidak disukai oleh target market yang dituju.
“Fokus kami yaitu menjual makanan yang biasa disebut Indonesian pepper rice, yaitu nasi daging sayuran di atas hotplate dengan bumbu-bumbu Indonesia, seperti rendang, kari, dan sambal matah. Kemudian, yang menjadi keunggulan kami juga yaitu menyajikan makanan dengan bahan berkualitas dengan harga yang terjangkau,” ujar Echa.
Wakacao sendiri mampu memberikan harga yang sangat pas bagi kantong para mahasiswa, yaitu kisaran dari Rp30.000 hingga Rp50.000, serta memiliki cita rasa yang sesuai dengan lidah masyarakat Indonesia.
Potensi yang berkembang pesat ini membuat Teguk dan Wakacao memiliki pangsa pasar yang luas. Pilihan F&B masyarakat Indonesia juga semakin bervariasi sehingga membuat Teguk maupun Wakacao percaya diri untuk memperluas bisnisnya.
Namun, dalam membuka cabang baru tidak dapat dilakukan sembarangan dan harus memperhitungkannya dengan cermat dan matang. Aisyah mengaku membutuhkan waktu satu tahun untuk mulai melakukan ekspansi pertamanya.
Hal ini diungkapkannya ketika merasa sudah memahami dengan baik alur bisnis dan memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) yang jelas. “SOP itu yang bakal kita pakai di cabang selanjutnya. Karena kita nggak mungkin ngawasin terus tiap hari sedangkan cabangnya udah mulai banyak,” katanya.
Tidak hanya itu, dalam memperluas cabangnya, Aisyah harus mampu menjangkau wilayah yang belum terjangkau dan memiliki target market yang sama. Setelah memiliki demand dan yakin demand-nya telah melebihi supply, barulah Aisyah berani membuka cabang Wakacao yang kedua pada awal 2017.
Kesuksesan ekspansi bisnis minuman Teguk juga disampaikan Maulana, menurutnya tanda kesiapannya adalah ketika Teguk yakin produk yang dijualnya diterima dan tidak ada komplain dari pelanggan. Dari situ Teguk menyiapkan pihak internal, mulai dari teknis, SOP dan finansial.
“Kedua kita siapkan secara operasional, timnya sudah siap control dan monitoring, ada sistem atau tidak. Ketiga, kesiapan secara komersial, karena kita harus bikin campaign, activities, sehingga bisa attract consumer,” tutur Maulana.
Setelah dirasa siap, barulah kedua brand ini perlahan melakukan inovasi dengan memperluas menu makanan mereka. Berhasil memperkenalkan menu beef pepper rice, Wakacao menghadirkan pilihan lain yaitu daging ikan salmon dengan berbagai macam topping untuk menambah kelezatan.
Sementara dari sisi Teguk, mereka memperkenalkan Cemilin, yaitu produk makanan seperti cuangki, ropang (roti panggang), hingga croffle yang hadir sebagai pendamping minuman.
“Kita munculkan semua produk sejalan dengan DNA awal teguk, kita bukan didasarkan dari gerai yang memang mewah, luas, dan besar namun kita menginvestasikan semua usaha kita di produk. Kita dapat memastikan produk yang diberikan itu dengan kualitas premium tapi harganya gaya Teguk, yakni terjangkau.” ucap Maulana.
Baru-baru ini Teguk juga mencatatkansejarah baru dengan membuka gerai TEGUK di New York, Amerika Serikat (AS). Gerai yang berlokasi di 248 Mott Street, New York, NY 10012 itu menjadi awal ekspansi Teguk secara global sekaligus pembuktian produk UKM Indonesia bisa diterima di pasar global.
Kesuksesan yang diraih oleh Teguk maupun Wakacao juga tidak terlepas dari pemanfaatan teknologi dan platform digital. Baik Teguk dan Wakacao memanfaatkan solusi ekosistem digital GoTo, yaitu layanan GoFood dari Gojek untuk menjangkau pelanggan yang lebih banyak, serta GoPay dari GoTo Financial untuk mempermudah proses pembayaran.
Wakacao pun menggunakan solusi Moka untuk memudahkan operasional usaha. Untuk mengetahui informasi mengenai program, solusi dan inisiatif dari GoTo untuk UMKM, kunjungi www.mitrausahagoto.com.
Editor: Rizqa Leony Putri