Investasi Swasta di Sektor Hiburan IKN Tembus Rp20 Triliun
JAKARTA, iNews.id - Deputi Pembiayaan dan Investasi Badan Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) Agung Wicaksono menyebut, sudah ada investor yang berminat untuk menggarap sektor hiburan di IKN. Total investasi untuk sektor tersebut menembus Rp20 triliun atau hampir seperempat persen dari total pendanaan pembangunan untuk swasta.
“Kalau yang dari swasta, tetapi tadi sudah ada Rp20 triliun. Ini mainly play artinya entertainment, hotel, dan sebagainya termasuk ada ruang terbuka hijau,” ujar Agung dalam keterangannya dikutip, Senin (4/9/2023).
Agung menambahkan, pihaknya telah menerima 270 minat investasi dari calon investor atau letter of intent (LOI) untuk IKN, baik dari dalam negeri maupun luar Indonesia.
"Terbanyak memang perusahaan dari Indonesia, lebih dari setengahnya. Kemudian dari ASEAN, ada Singapura dan Malaysia. Yang lainnya, Jepang dan Korea,” tuturnya.
Dia menjelaskan, Nusantara sebagai Ibu Kota Negara nantinya tidak hanya terbatas sebagai pusat administrasi pemerintahan Republik Indonesia, juga sekaligus membuka peradaban baru dan pertumbuhan ekonomi baru.
Oleh karena itu, fasilitas sosial maupun fasilitas umum hingga tempat hiburan bakal dibangun di IKN menggunakan dana investor, agar kebutuhan ASN yang tinggal disana bisa terpenuhi.
Agung menegaskan, Pemerintah Indonesia terus berkomitmen di dalam pembangunan IKN. Hal ini dapat dilihat dengan dikeluarkannya perundang-undangan terkait pemindahan ibu kota baru beserta dengan peraturan mengenai insentif.
Insentif tersebut adalah pembangunan terkait 12 sektor fundamental seperti energi terbarukan, jaringan telekomunikasi, transportasi, perumahan, pengelolaan air, pengelolaan sampah, infrastruktur teknologi, infrastruktur komersial, fasilitas kesehatan, fasilitas sosial dan publik, fasilitas pendidikan, dan kawasan industri hijau.
Di samping itu pembangunan IKN juga dinilai mampu menciptakan ekosistem yang menjadi penghubung tekait konsep tri-city, yaitu kota Samarinda, Balikpapan dan Kota Nusantara bahkan berpotensi sebagai lintas ASEAN di Kalimantan, Sabah-Sarawak, dan Brunei.
Editor: Aditya Pratama