Jadi Pembicara Kunci WCCE 2022, Wamenparekraf Angela Tanoesoedibjo: Ekraf Mampu Pulihkan Ekonomi Global
JAKARTA, iNews.id - Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Wamenparekraf), Angela Tanoesoedibjo, menyebut ekonomi kreatif (ekraf) mampu memulihkan ekonomi global yang terdampak pandemi Covid-19.
Pernyataan itu, disampaikan Angela Tanoesoedibjo, yang juga Wakil Ketua Umum Partai Perindo Bidang Ekonomi Kreatif & Digital, saat menjadi pembicara kunci di forum World Conference on Creative Economy (WCCE) 2022 di Bali.
Wamenparekraf menjadi pembicara kunci pada agenda Prepactory Meeting For The 2022 WCCE dengan tema "Inclusively Creative: A Global Recovery", yang digelar secara virtual, Kamis (9/6/2022). Forum ini digelar sebagai upaya menjawab isu-isu mendesak dunia yang dihadapi berbagai negara pasca pandemi Covid-19.
Pada kesempatan itu, Wamenparekraf menyampaikan, pelaksanaan WCCE 2022 akan membawa misi pemulihan global lewat sektor ekonomi kreatif. Untuk itu, para pelaku ekraf perlu sama-sama mendorong agar mendapatkan pengakuan global atas potensi mereka dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan tangguh bagi semua.
“Saat seluruh dunia melakukan persiapan untuk masuk ke era endemi. Dunia perlu secara cepat menemukan jalan untuk melakukan pemulihan ekonomi demi menyelamatkan mata pencaharian yang berkelanjutan agar masyarakat dapat pulih dengan tangguh secara cepat. Di sinilah ekonomi kreatif hadir,” ujar Angela Tanoesoedibjo.
Wamenparekraf mengatakan, WCCE 2022 akan diselenggarakan kembali di Bali pada 5-7 Oktober 2022 sebagai salah satu side event Presidensi G20. Oleh karena itu, kehadiran WCCE dalam Presidensi G20 bertujuan untuk membuka diskusi dan menampilkan kontribusi nyata ekonomi kreatif dalam pemulihan dan ketahanan global dalam menghadapi tantangan di masa depan.
“Secara desain, kami akan membawa WCCE kembali ke Bali tahun ini sebagai salah satu side event G20 karena kami ingin mendapatkan perhatian dunia terhadap potensi unggulan yang belum tergarap ini, yaitu sektor ekonomi kreatif,” kata Angela Tanoesoedibjo.
Sejak 2018, ketika Indonesia menyelenggarakan WCCE yang pertama, pemerintah menyadari bahwa inti dari semua inovasi adalah kreativitas. Kreativitas tidak mengenal batasan dan perbedaan. Kreativitas tidak eksklusif untuk kelompok atau ras, jenis kelamin, atau usia tertentu, juga tidak eksklusif untuk mereka yang bermodal besar.
“Kreativitas bisa datang dalam berbagai bentuk dan ukuran, dan setiap orang dapat berpartisipasi, di mana pun mereka berada," ungkap Angela Tanoesoedibjo.
Dia memaparkan, keterlibatan Indonesia dalam ekonomi kreatif dimulai saat menginisiasi WCCE 2018 di Bali untuk pertama kalinya. Lalu dilanjutkan dengan pembentukan Friends of Creative Economy 2019.
Pada WCCE 2021 di Dubai, telah ditentukan 21 topik, termasuk soal manfaat ekonomi, anak muda, ekosistem, dan gerakan internasional. Agenda Bali untuk Ekonomi Kreatif” ini dinilai telah berhasil membuka jalan untuk mengarusutamakan perbincangan global tentang ekonomi kreatif.
Hal itu mengarah pada resolusi Majelis Umum PBB tentang "2021 sebagai Tahun Ekonomi Kreatif Internasional untuk Pembangunan Berkelanjutan".

Pada WCCE 2022, Indonesia mengambil kesempatan untuk menekankan bagaimana agar bisa menempatkan ekonomi kreatif sebagai sektor penting bagi pemulihan global melalui empat subtema.
Pertama, ekonomi kreatif untuk kebangkitan global, dengan membahas kebijakan untuk mendukung sektor kreatif, pelaku, dan seluruh ekosistem untuk berkembang.
Kedua, IP dan Hak Materi Iklan, perlindungan IP, pembiayaan IP, pemasaran IP, dan bagaimana teknologi dapat memainkan peran besar dalam semua hal termasuk menjaga mata pencaharian para pelaku ekonomi kreatif secara global.
Ketiga, agenda Inklusivitas dan SDGs yang membahas bagaimana sektor kreatif dapat menjawab isu-isu mendesak dunia yang kita hadapi saat ini.
Keempat, “Future of Creative Economy”, dimana secara kolektif dipetakan perkembangan di sektor ekonomi kreatif yang selaras dengan perubahan global.
Wamenparekraf juga mengajak para delegasi dari berbagai negara untuk hadir bersama dan berpartisipasi dalam acara WCCE di Bali dengan berbagi pengalaman dan praktik terbaik bersama audiens global. Dan terakhir, untuk berpartisipasi dalam WCCE Expo dengan menampilkan sektor ekonomi kreatif negara masing-masing.
“Mari kita mengadvokasi aktor kreatif kita untuk mendapatkan pengakuan global atas potensi mereka dalam mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan tangguh bagi semua. Terima kasih banyak, dan sampai jumpa di Bali Oktober ini,” tutur Angela Tanoesoedibjo.
Editor: Jeanny Aipassa