Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Purbaya Mau Bentuk Tim Penagih Utang Baru usai Bubarkan Satgas BLBI
Advertisement . Scroll to see content

Janet Yellen: AS Bisa Gagal Bayar Utang Paling Cepat 1 Juni 2023

Selasa, 02 Mei 2023 - 08:38:00 WIB
Janet Yellen: AS Bisa Gagal Bayar Utang Paling Cepat 1 Juni 2023
Menkeu AS Janet Yellen sebut AS bisa gagal bayar utang paling cepat 1 Juni 2023
Advertisement . Scroll to see content

WASHINGTON, iNews.id - Menteri Keuangan (Menkeu) Amerika Serikat (AS) Janet Yellen memperingatkan AS bisa gagal memenuhi kewajiban utangnya (default) paling cepat 1 Juni 2023. Hal itu terjadi jika Kongres AS tidak segera bertindak untuk mengatasi batas utang sebesar 31,4 triliun dolar AS atau setara Rp460.944 triliun.

"Setelah meninjau penerimaan pajak federal baru-baru ini, perkiraan terbaik kami adalah bahwa kami tidak dapat terus memenuhi semua kewajiban pemerintah pada awal Juni, dan berpotensi paling cepat 1 Juni, jika Kongres tidak menaikkan atau menangguhkan batas utang sebelum waktu itu," tulis Yellen dalam surat kepada Ketua DPR AS Kevin McCarthy, dikutip dari CNN, Selasa (2/5/2023). 

Hal ini meningkatkan tekanan kepada Presiden AS Joe Biden dan anggota parlemen dari Partai Republik untuk meningkatkan diskusi plafon utang. Setelah pembicaraan berbulan-bulan macet, Biden memanggil keempat pemimpin kongres pada Senin (1/5/2023) sore dan mengundang mereka ke pertemuan 9 Mei 2023 mendatang.

Sementara itu, Yellen memperingatkan bahwa tanggal sebenarnya Departemen Keuangan AS kehabisan kemampuannya untuk membayar utang pemerintah tepat waktu dan secara penuh bisa beberapa minggu lebih lambat dari perkiraan. Menurutnya, tidak mungkin untuk menentukan tanggal pasti AS akan kehabisan uang tunai karena jumlah pendapatan yang dikumpulkan pemerintah federal dan jumlah yang dibelanjakan bervariasi.

Namun dia menegaskan bahwa penting bagi anggota parlemen untuk bertindak sesegera mungkin mengatasi masalah tersebut.

"Kami telah belajar dari kebuntuan batas utang di masa lalu bahwa menunggu hingga menit terakhir untuk menangguhkan atau menaikkan batas utang dapat menyebabkan kerugian serius bagi bisnis dan kepercayaan konsumen, meningkatkan biaya pinjaman jangka pendek bagi pembayar pajak, dan berdampak negatif terhadap peringkat kredit AS," tulis Yellen.

Jika Kongres gagal menaikkan batas utang, dia menambahkan, akan menyebabkan kesulitan besar bagi keluarga Amerika, membahayakan posisi kepemimpinan AS di dunia, dan menimbulkan pertanyaan tentang kemampuan AS mempertahankan kepentingan keamanan nasionalnya.

Kantor Anggaran Kongres (CBO) yang juga memperbarui perkiraannya pada Senin waktu setempat, mengatakan bahwa ada risiko yang jauh lebih besar bahwa Departemen Keuangan AS akan kehabisan dana pada awal Juni. Itu karena pengumpulan pajak yang lebih rendah dari perkiraan. Awalnya diproyeksikan bahwa default bisa terjadi antara Juli dan September.

Adapun Yellen telah memberi tahu Kongres bahwa uang tunai dan langkah-langkah luar biasa harus tetap dilakukan setidaknya hingga awal Juni saat AS mencapai batas utang 31,4 triliun dolar AS pada Januari lalu. Tapi dia memperingatkan proyeksi itu tergantung pada ketidakpastian yang cukup besar.

Pengamat memperkirakan kemungkinan AS akan gagal bayar akan terjadi selama musim panas atau awal musim gugur. Perkiraan default awal Juni mencuat dalam beberapa minggu terakhir setelah penerimaan pajak pada April lalu lebih lemah dari yang diperkirakan. 

Tiga analis mengeluarkan laporan yang memperingatkan bahwa tanggal default bisa segera tercapai. Namun, lonjakan pendapatan pajak pekan lalu mendorong dua analis merevisi perkiraan mereka hingga paruh kedua Juli.

Jika pengumpulan pajak pada akhirnya cukup untuk menjaga dana Departemen Keuangan mengalir hingga awal Juni, kemungkinan besar pemerintah tidak akan default sampai  musim panas nanti. Departemen Keuangan AS akan mendapatkan suntikan dana lain dari perkiraan pembayaran pajak kuartal II, yang jatuh tempo pada 15 Juni, dan dari tindakan luar biasa pada akhir bulan itu.

Editor: Jujuk Ernawati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut