Jokowi Sebut Perubahan Iklim Tak Bisa Beres Cuma dengan Pendekatan Ekonomi, Kenapa?

JAKARTA, iNews.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan permasalahan iklim tidak akan pernah terselesaikan jika dunia hanya menggunakan pendekatan ekonomi. Kenapa?

Hal tersebut disampaikan Jokowi dalam sambutannya pada Opening Ceremony Indonesia International Sustainability Forum (IISF), di JCC, Senayan, Jakarta, Kamis (5/9/2024). Awalnya Jokowi menekan bahayanya perubahan iklim dan pentingnya keberlanjutan.

Baca Juga

Ekonomi Thailand Hanya Tumbuh 1,2 Persen pada Kuartal III-2025, Terlemah dalam Empat Tahun

"Saya rasa saya tidak perlu lagi menyampaikan soal betapa berbahayanya perubahan iklim, soal betapa mendesaknya transisi energi, soal betapa pentingnya keberlanjutan. Bapak Ibu yang ada di sini pasti sudah jauh lebih tahu," ucap Jokowi dalam sambutannya.

"Yang justru ingin saya tekankan adalah permasalahan perubahan iklim ini tidak akan pernah bisa terselesaikan, selama dunia menggunakan pendekatan ekonomi, selama dunia hanya menghitung keuntungannya sendiri, dan selama dunia hanya mementingkan egosentrisnya sendiri-sendiri," tutur dia.

Baca Juga

Dunia Menuju pada Neraka Iklim, Jokowi Sebut akan Berdampak ke Penyediaan Pangan

Jokowi menjelaskan untuk menyelesaikan permasalahan perubahan Iklim tersebut dibutuhkan pendekatan yang kolaboratif, berperikemanusiaan, dan kolaborasi antara negara maju dan negara berkembang.

"Juga kemanusiaan agar prosesnya tidak mengorbankan kepentingan rakyat kecil.
Karena ekonomi hijau bukan hanya tentang perlindungan lingkungan, bukan hanya itu. Tapi juga tentang bagaimana menciptakan kesejahteraan bagi rakyat, kesejahteraan yang berkelanjutan bagi rakyat," kata dia.

Baca Juga

Presiden Jokowi: Dunia Menuju ke Neraka Iklim, Ngeri!

Jokowi pun berharap gelaran ini dapat menjadi tempat bertemunya pengetahuan, pengalaman, bertemunya sumber daya, yang dapat menjadi modal bersama dalam berkolaborasi menghadapi tantangan iklim yang ada.

"Karena kolaborasi bukan pilihan, kemanusiaan bukan opsi melainkan sebuah keharusan dan kewajiban," ucap Jokowi.

Editor: Puti Aini Yasmin