Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Fore Kopi bakal Ekspansi Gerai Baru usai IPO
Advertisement . Scroll to see content

Kaleidoskop 2021 Sektor Ritel: Ada yang Tutup Gerai, Ada yang Hilang Selamanya

Sabtu, 25 Desember 2021 - 07:00:00 WIB
 Kaleidoskop 2021 Sektor Ritel: Ada yang Tutup Gerai, Ada yang  Hilang Selamanya
Promosi salah satu gerai Giant menjelang ditutup pada 31 Juli 2021.
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Pandemi Covid-19 yang terjadi selama dua tahun terakhir telah memukul dunia usaha, diantaranya yang paling parah adalah sektor ritel

Sepanjang 2021, ribuan ritel telah mengurangi jumlah gerai, ada pula yang gulung tikar, karena tak sanggup menanggung biaya sewa, biaya operasional, hingga menggaji karyawan. 

Tak dapat dipungkiri, kebijakan pemerintah untuk menangani penyebaran Covid-19 melalui Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), yang antara lain membatasi operasional mal atau pusat perbelanjaan, menjadi penyebab kerugian bagi sektor ritel.

Berkurangnya jam operasional dan pembatasan mobilitas masyarakat di mal telah mengurangi pendapatan perusahaan ritel yang sebagian besar beroperasi di pusat perbelanjaan.

Ironisnya, sebagian besar dari perusahaan ritel yang menutup gerai bahkan hilang selamanya alias pailit di tahun ini, justru merupakan perusahaan ritel besar dengan pengalaman puluhan tahun. 

Beberapa diantaranya bahkan telah menjadi perusahaan tercatat (emiten) di Bursa Efek Indonesia (BEI), seperti PT Hero Supermarket Tbk, PT Matahari Department Store Tbk, dan PT ACE Hardware Indonesia Tbk. 

Dampak dari penutupan sebagian hingga seluruh gerai ritel besar tersebut, tentu saja berdampak negatif bahkan menyebabkan multiplier efect bagi perekonomian. 

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Roy Nicholas Mandey, mengatakan akibat penutupan gerai ritel modern pendapatan negara dan retribusi pendapatan daerah akan hilang.

Selain itu, penutupan ritel juga meningkatnya potensi kehilangan daya beli masyarakat, serta peningkatan angka pengangguran dari pekerja sektor ritel yang di PHK. 

Berikut kaleidoskop 2021 sektor ritel, dimana ada yang menutup sebagian gerai, hingga ada yang hilang selamanya, sebagaimana dirangkum iNews.id:  

1. Giant

Suasana Giant Melati Mas di Serpong Utara, Tangerang Selatan di hari terakhir beroperasi, 31 Juli 2021. Foto: Anggie A.
Suasana Giant Melati Mas di Serpong Utara, Tangerang Selatan di hari terakhir beroperasi, 31 Juli 2021. Foto: Anggie A.

Penutupan seluruh gerai Giant diumumkan langsung Presiden Direktur PT Hero Supermarket Tbk, Patrik Lindvall, pada 25 Mei 2021. 

Pengumuman yang disampaikan Patrik Lindvall secara internal kepada seluruh karyawan Giant melalui tayangan video itu, kemudian menjadi viral lewat unggahan salah satu karyawan Giant di media sosial. 

Dalam rekaman video tersebut, Patrik Lindvall mengucapkan salam perpisahan dengan berterima kasih kepada segenap karyawan, pelanggan, serta seluruh mitra yang telah mendukung bisnis Giant selama ini.

"Kami sangat berterima kasih kepada karyawan kami, pelanggan kami, serta mitra bisnis kami yang telah mendukung bisnis Giant selama ini," kata Patrik Lindvall. 

Pengumuman itu tak ayal membuat sedih para karyawan Giant, beberapa diantaranya bahkan tak kuasa menahan tangis. Rekaman tangisan para karyawan Giant yang sedih karena perusahaan mereka akan ditutup seluruhnya itu, menjadi viral dan mengundang rasa iba warganet. 

Dari penelusuran iNews.id, penutupan gerai Giant sudah dilakukan mulai 2019. Terhitung sejak 2019 hingga Maret 2021, ada 25 gerai Giant yang ditutup. 

Saat pengumuman penutupan seluruh gerai Giant per 31 Juli 2021, hanya tersisa 75 gerai, baik Giant Ekstra maupun Giant Ekspres. Ke-75 gerai itu kemudian ditutup secara bertahap mulai akhir Mei 2021 hingga 31 Juli 2021. 

Penutupan gerai Giant yang menjadi sorotan masyarakat kemudian membuat Kementerian Ketenagakerjaan turun tangan, sehingga mencapai kesepakatan dengan manajemen agar tidak semua karyawan di PHK. 

Setidaknya ada 2.700 karyawan Giant yang mengalami PHK akibat penutupan 75 gerai hingga batas waktu 31 Juli 2021. Kementerian Ketenagakerjaan ikut memastikan bahwa para karyawan mendapatkan haknya, bahkan manajemen PT Hero Supermarket Tbk diapresiasi karena mencapai kesepakatan dengan para karyawan. 

Meski demikian, penutupan seluruh gerai Giant dapat dikatakan menjadi momen paling mengharukan karena para karyawan yang meninggalkan gerai pada saat hari terakhir beroperasi tetap melayani pembeli dan menulis pesan menyentuh kepada para pelanggan di pintu masuk gerai yang ditutup. 

Manajemen Hero Supermarket menyatakan perseroan menutup seluruh gerai Giant karena persaingan dan dampak pandemi Covid-19. Selain itu, perseroan ingin fokus mengembangkan IKEA dan Hero Supermarket. 

2. Matahari Departement Store

Sejumlah pekerja bersiap-siap menurunkan pelang Matahari Department Store di Jalan Malioboro, Yogyakarta. (Istimewa)
Sejumlah pekerja bersiap-siap menurunkan pelang Matahari Department Store di Jalan Malioboro, Yogyakarta. (Istimewa)

Tak seperti Giant yang seluruh gerainya ditutup, PT Matahari Departement Store, memutuskan hanya menutup gerai yang tidak produktif. 

Pada 2021, PT Matahari Department Store Tbk memutuskan menutup 13 gerainya. Dari belasan gerai yang akan ditutup itu, empat di antaranya diketahui sudah dilakukan penutupan, yaitu gerai yang berlokasi di Yogyakarta, Jakarta, Bandung, dan Bogor. 

Corporate Secretary and Legal Director Matahari, Miranti Hadisusilo, mengatakan penutupan gerai tersebut dianggap sejalan dengan rencana bisnis perseroan, terkait efisiensi di masa pandemi. 

"Ini sejalan dengan rencana perseroan yang telah diinfokan sebelumnya. Kami akan menutup gerai-gerai yang tidak berperforma baik," kata Miranti, pada 23 September 2021. 

Penutupan belasan gerai Matahari ini bukan tanpa sebab. Pasalnya kinerja perusahaan yang memburuk di tengah pandemi virus corona. Tercatat, penjualan kotor Matahari Department Store sepanjang 2020 sebesar Rp8,59 triliun, anjlok 52,3 persen dari posisi 2019 yang sebesar Rp18,03 triliun. 

3. Centro 

Centro menutup cabangnya di Plaza Ambarukmo Yogyakarta. Foto/Twitter @jogjaupdate
Centro menutup cabangnya di Plaza Ambarukmo Yogyakarta. Foto/Twitter @jogjaupdate

Centro Department Store atau Centro pertama hadir di Indonesia pada 2003 melalui gerai di Plaza Semanggi, Jakarta. 

Di bawah pengelolaan PT. Tozy Sentosa, Centro kemudian membuka geraibaru di berbagai kota besar di Indonesia, yaitu Centro Discovery Shopping Mall Bali, Centro MargoCity Depok, Centro Galaxy Mall Surabaya, Centro Solo Paragon Lifestyle Mall, Centro Bintaro Jaya Xchange, Centro Manado Town Square, Centro Resinda Park, Centro Gresik, Centro Pesona Square Depok.

Centro termasuk jaringan ritel milik Parkson Retail Asia Limited (Ltd) yang tercatat di Bursa Singapura (SGX), yang dikelola oleh Tozy. Sementara di Malaysia, Centro terafiliasi dengan Parkson Holdings Berhad yang tercatat di Bursa Malaysia.

Parkson Retail Asia Ltd didirikan pada 1987. Perusahaan ini pertama kali melantai di Bursa Singapura pada 3 November 2011. Sampai 30 Juni 2020, Parkson memiliki 61 gerai department stores, terdiri dari 42 gerai di Malaysia, 4 di Vietnam, dan 15 di Indonesia. 

Namun dampak pandemi membuat Centro tak dapat bertahan. Penutupan gerai Centro pertama kali terjadi di Plaza Ambarukmo Yogyakarta. Pengumuman mengenai penutupan gerai Centro di mal itu, sempat menjadi viral pada 17 Maret 2021. 

Jaringan ritel ini tutup setelah melayani masyarakat Yogyakarta selama 15 tahun sejak Plaza Ambarrukmo berdiri. Pascapenutupan gerai Centro di Plaza Ambarukmo Yogyakarta, pengelola Centro Department Store, PT Tozy Sentosa, menghadapi gugatan pailit. 

PT Tozy Sentosa kemudian resmi dinyatakan pailit lewat putusan majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada 17 mei 2021. Tak lama setelah putusan itu, Centro di Bintaro Xchange, Jakarta, dan Centro Margo City, Depok juga menyusul ditutup, bahkan seluruh Centro Department Store akhirnya berhenti beroperasi. 

4. Ace Hardware

ACE Hardware Emporium Pluit, Jakarta, ditutup pada Desember 2021. (Foto: Istimewa0
Gerai ACE Hardware Emporium Pluit, Jakarta, ditutup pada Desember 2021. (Foto: Istimewa0

Pusat perbelanjaan perabotan rumah tangga dan perkantoran, PT Ace Hardware Indonesia Tbk, menutup sebagian gerai karena terdampak pandemi Covid-19. 

Penutupan gerai pertama ACE Hardware pada tahun ini, dimulai pada Maret 2021, yakni gerai di Panam Square Mall, Pekanbaru, Riau. Selanjutnta pada November 2021, Ace Hardware menutup satu gerai di Waru, Surabaya. 

Kemudian di Desember 2021, ada beberapa gerai ACE Hardware yang ditutup, diantaranya yang berlokasi di Emporium Pluit, Jakarta. 

Sekretaris Perusahaan ACE Hardware Indonesia, Helen Tanzil, menyatakan alasan penutupan gerai-gerai tersebut karena telah berakhirnya masa sewa. 

Meskipun menutup sejumlah gerai, manajemen ACE Hardware berencana menambah hingga 10 gerai baru di tahun ini. Alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) yang disiapkan sekitar Rp 150 miliar. 

Sebelumnya pada 2020, di saat awal masa pandemi, emiten yang melantai di bursa sejak November 2007 itu telah membuka 14 gerai baru dengan total luas lahan mencapai 39.100 meter persegi. 

Sebagai informasi, pada periode September 2021, perseroan mencatatkan penurunan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 39,03 persen menjadi Rp322,85 miliar dari periode sama tahun sebelumnya Rp529,58 miliar. 

Penurunan ini sebagai dampak dari turunnya penjualan bersih perseroan selama sembilan bulan pertama tahun ini sebesar 9,41 persen dari sebelumnya Rp5,48 triliun menjadi Rp4,69 triliun.

Demikian kaleidoskop 2021 Sektor Ritel, dimana ada yang menutup gerai, dan ada juga yang hilang selamanya di Indonesia.

Editor: Jeanny Aipassa

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut