KCIC Targetkan Pembangunan Stasiun Kereta Cepat di Halim Rampung Juni 2023

JAKARTA, iNews.id - PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) menargetkan pembangunan Stasiun Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) di Halim, Jakarta Timur, rampung pada Juni 2023. Sampai saat ini proses konstruksi masih terus berlangsung.

Corporate Secretary KCIC, Rahadian Ratry menjelaskan, progres pembangunan stasiun kereta cepat di Halim masih berjalan dan hampir rampung. Saat ini tengah dilakukan penyelesaian pekerjaan arsitektur berupa dinding, langit-langit, fasad, atap, mechanical, electrical, dan plumbing. 

Baca Juga

Ribuan Penerbangan Dibatalkan Akibat Shutdown, Ekonomi AS Kuartal IV Terancam Negatif

"Saat ini pembangunan Stasiun KA Cepat Halim terus berjalan. Konstruksi struktur bangunan sudah hampir selesai dan saat ini sedang dilakukan percepatan penyelesaian untuk pekerjaan arsitektur yaitu dinding, langit-langit, fasad, dan atap serta pekerjaan mechanical, electrical dan plumbing," ujar Rahadian, Rabu (26/4/2023). 

Dia memastikan bahwa KCIC akan terus mengawal pembangunan Stasiun Halim agar pengerjaannya selesai tepat waktu dan dilanjutkan dengan tahapan-tahapan selanjutnya.

Baca Juga

Kereta Cepat Jakarta-Bandung Akan Uji Coba Operasional Mei 2023

Di sisi lain, area retail di stasiun kereta cepat akan dikelola PT Sarinah (Persero). Hal ini ditandai dengan penandatanganan MoU antara KCIC dan Sarinah terkait pengelolaan dan pemasaran area retail seluruh Stasiun KCJB dan Stasiun Integrasi LRT Halim.

Baca Juga

Indonesia-China Sepakati Pembengkakan Biaya Kereta Cepat Jakarta-Bandung Rp17 Triliun

Sarinah dinilai berpengalaman mengembangkan suatu properti menjadi sebuah pusat aktivitas dan perbelanjaan masyarakat. 

"Stasiun kereta cepat Halim sendiri nantinya akan menjadi sebuah titik pertemuan bagi banyak orang yang menggunakan KCJB, LRT Jabodebek, dan berbagai moda transportasi lainnya" tuturnya.

Baca Juga

Pemasangan Rel Kereta Cepat Jakarta-Bandung 142,3 Km Telah Selesai

KCIC juga terus mengoptimalkan berbagai potensi pendapatan dari sisi non-farebox. Adapun, bentuk-bentuk pengusahaan asetnya meliputi penyewaan properti, retail, advertising, parking, utilitas, dan lainnya.

Editor: Aditya Pratama