Kemenparekraf-BEI Kerja Sama Kenalkan Pasar Modal ke Pelaku Parekraf
JAKARTA, iNews.id - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Barekraf) bekerja sama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI) mengadakan kegiatan Bincang Pasar Modal di Kota Bekasi. Tujuan kegiatan ini untuk memperkenalkan dan memberi inspirasi kepada perusahaan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) tentang pasar modal khususnya skema Initial Public Offering (IPO).
Kegian Bincang Pasar Modal tersebut dihadiri 50 pelaku usaha sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di sekitar Jabodetabek. Dalam kegiatan ini turut hadir Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Bekasi dan pakar ekonomi Ki Saur Panjaitan XIII.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno pada awal tahun ini menyampaikan harapan semakin banyaknya perusahaan Indonesia yang masuk ke BEI pada tahun ini, sehingga akan lebih berdampak positif bagi perekonomian Indonesia, kesejahteraan masyarakat dan lapangan pekerjaan semakin meningkat.
Menurut data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), jumlah investor ritel pasar modal telah menembus 10,31 juta investor per Desember 2022. Jumlah ini naik 37,68 persen dibandingkan akhir Desember 2021 atau sebanyak 7,48 juta investor.
"Hal tersebut merupakan sebuah potensi dan peluang yang begitu besar dari pasar modal yang diharapkan dapat mendorong dan mengakselerasi para pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif untuk dapat melantai di BEI dengan skema penawaran umum perdana saham atau yang lebih dikenal dengan nama Initial Public Offering (IPO),” kata Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf/Baparekraf Anggara Hayun dalam keterangannya, Kamis (13/4/2023).
Dia juga menyampaikan beberapa program akses pembiayaan bagi pelaku usaha ekraf yang diklasifikasi dari besaran dana yang dibutuhkan. Seperti Usaha Mikro Kecil dan menengah dengan kebutuhan dana di bawah Rp500 juta diarahkan untuk mengakses pembiayaan Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan peer to peer landing yang berizin OJK, kebutuhan dana Rp500 juta hingga Rp10 miliar diarahkan dalam pembiayaan melalui security crowd funding (SCF).
Sedangkan untuk untuk usaha menengah besar dengan kebutuhan dana di atas Rp10 miliar akan diarahkan pembiayaan melalui pasar modal melalui program roadshow usaha parekraf menuju IPO atau KreatIPO.
Head of IDX Incubator Aditya Nugraha menyampaikan, IPO bukanlah finish line, namun start point perusahaan dalam fundraising. Selanjutnya perusahaan dapat menhimpun dana melalui penerbitan saham baru melalui rights issue atau private placement.
Dia menambahkan bahwa IPO tidak hanya memiliki manfaat sebagai sarana pendanaan, namun juga memberikan beberapa manfaat seperti insentif pajak, mempercepat penerapan Good Corporate Governance (GCG) serta meningkatkan eksposure dan citra perusahaan.
Claudia Ingkiriwang selaku Komisaris Utama PT Taurindo Guide Indonesia Tbk membagikan kunci success story Pigijo dalam mencapai IPO dengan karyawan yang tak lebih dari 9 orang dan usaha yang berjalan kurang dari 2 tahun. Dia menceritakan bahwa pemerintah saat ini membuka jalan lebar UMKM untuk IPO melalui papan akselerasi.
Menurutnya timing adalah kunci seperti kondisi eksternal dan trend serta equity story dengan membangun harapan dan prospek yang akan didapatkan oleh investor. Pigijo didirikan pada waktu pemerintah sedang gencar-gencarnya mengembangkan sektor pariwisata seperti saat ini.
Pigijo adalah travel planner berbasis web/Applikasi, di mana memberikan keleluasaan traveler untuk bisa membuat itinerary sesuka hati. mulai destinasi, transportasi, aktivitas menarik, homestay & hotel, travel assistant, dan lainnya. Saat ini Pigijo meng-cover 34 provinsi, 99+ travel assistant, 1.276 car rental, 407 guest house, 3123 local experiences, dan 4.820 places.
Editor: Jujuk Ernawati