Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Menko Airlangga Ungkap Indikator Ekonomi RI Membaik, IHSG Cetak Rekor Tertinggi
Advertisement . Scroll to see content

Kepala BKPM: Tak ada yang Bisa Ramal Ekonomi Global, Meski Pakai Ilmu Langit

Minggu, 02 Oktober 2022 - 20:36:00 WIB
Kepala BKPM: Tak ada yang Bisa Ramal Ekonomi Global, Meski Pakai Ilmu Langit
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia. (Foto: MPI/Iqbal Dwi Purnama)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, mengungkapkan bahwa mengenai keadaan ekonomi global saat ini tidak bisa di ramalkan oleh siapapun. 

"Tidak ada satu orang pun yang dapat meramal, baik pakai ilmu teori ekonomi dengan kemampuan pengalaman empirisnya maupun ilmu langit," kata Bahlil, dalam Youtube Indikator Politik Indonesia, Minggu (2/10/2022).

Menurut dia, kondisi ekonomi saat ini banyak mengalami persoalan, mulai dari pendemi covid-19 yang belum berakhir, perang Ukraina dan Rusaia yang juga belum berakhir. 

"Akibat perang Rusia dan Ukraina itu berdampak pada sebuah tatanan ekonomi global yang tidak pernah diperkirakan. Misalnya Inggris, kita lihat bagaimana mereka mengaajukan penambahan APBN dan pondsterling mengalami penurunan dan harga dolalar naik," kata Bahlil.

Dia mengungkapkan, akibat  perang Rusia-Ukraina tersebut sudah pasti akan berdampak terhadap ekonomi Indonesia. Namun banyak opini dari banyak orang menilai bahwa perang tersebut tidak berdampak terhadap ekot Indonesia. 

"Tetapi saya ingin mengatakan bahwa ekonomi global itu sangat berkaitan degan ekonomi Indonesia. Kita lihat krisis pangan dan energi sudah mulai kena dampaknya ke Indonesia," ujar Bahlil.

"Makanya yang terjadi adalah pengurangan sebagian subsidi dan itu berdampak terhadap kenaikan bbm, itu adalah akibat dari persoalan kenaikan harga bbm dari 63 dolar AS hingga 70 dolar AS per barel dalam asumsi APBN 2022 menjadi 100 dolar AS hingga 104 dolar AS per barel," tutur Bahlil.

Editor: Jeanny Aipassa

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut