Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Peluncuran Jersey Baru Liverpool FC di Surabaya Disambut Meriah Bersama Lucas Leiva
Advertisement . Scroll to see content

Kisah Dassler Bersaudara, Persaingan Bisnis Adidas dan Puma

Selasa, 04 Oktober 2022 - 06:45:00 WIB
Kisah Dassler Bersaudara, Persaingan Bisnis Adidas dan Puma
Kisah Dassler bersaudara, persaingan bisnis Adidas dan Puma. Foto: Reuters
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Kisah Dassler bersaudara menciptakan dua merek sepatu populer di dunia, Adidas dan Puma menjadi sepatu paling diminati di dunia menarik untuk disimak. Pasalnya, merek tersebut tercipta karena persaingan sengit antara kakak-beradik Dassler.

Dikutip dari berbagai sumber, merek Adidas dan Puma didirikan di Herzogenaurach, Jerman oleh Adolf (Adi) dan Rudolf Dassler. Adidas didirikan oleh sang adik, Adolf. Adidas diambil dari gabungan nama panggilannya (Adi) dan potongan nama keluarga Dassler (Das).

Sementara sang kakak, Rudolf mendirikan merek Puma yang terinspirasi dari binatang Puma atau Singa Gunung. Binatang itu juga diresmikan menjadi logo perusahaan.

Kisah Dassler Bersaudara

Sebelum mematenkan merek Adidas dan Puma, kisah Dassler bersaudara dimulai dari dapur atau ruang cuci ibu mereka di Herzogenaurach. Pada 1919, mereka mendirikan perusahaan manufaktur sepatu bernama Sportfabrik Gebrüder Dasslerk, yang memiliki arti Pabrik Sepatu Dassler Bersaudara.

Saat menjalankan perusahaan bersama, Adolf bertugas menjadi perancang sepatu, sedangkan Rudolf mengurusi pemasarannya. Sepatu mereka menjadi sukses terlepas dari iklim politik di Jerman pada 1930-an hingga 1940-an. 

Bahkan pada Olimpiade 1936, kedua bersaudara Dassler merancang sepatu untuk pelari Afrika-Amerika Jesse Owens, yang memenangkan empat medali emas di Olimpiade 1936. Hal itu membawa kesuksesan besar terhdap perusahaan sepatu Dassler. 

Dari sana, sepatu mereka akhirnya diakui oleh banyak orang dan olahragawan. Akibatnya, penjualan sepatu Dassler meroket hingga 200.000 pasang sepatu setiap tahun sebelum Perang Dunia II. 

Kisah Dassler bersaudara, persaingan bisnis Adidas dan Puma. Foto: puma.com
Kisah Dassler bersaudara, persaingan bisnis Adidas dan Puma. Foto: puma.com

Saat Perang Dunia II pada 1939 memberi dampak buruk bagi produsen sepatu olahraga, tak terkecuali perusahaan Dassler. Saat itu, perusahaannya diperintahkan memproduksi sepatu bot militer untuk kepentingan tentara Jerman. Sejak 1940, kedua saudara tersebut juga harus melaksanakan wajib militer.

Rudolf harus berada di kemiliteran lebih lama dari Adolf yang hanya setahun di kemiliteran, sehingga mengharuskan Adolf menjalankan pabrik sepatu bot untuk militer.

Setelah perang berakhir pada 1945, kedua saudara tersebut justru bertengkar hebat. Kisah Dassler bersaudara menjalankan bisnis sepatu bersama akhirnya berakhir. Pasalnya, pertengkaran tersebut berujung pada pecahnya perusahaan. 

Keduanya menutup perusahaan sepatu yang telah dijalankan bersama selama 30 tahun. Adolf melanjutkan dengan merek sepatu lama bernama Adidas, sedangkan Rudolf menciptakan merek baru bernama Puma, yang sebelumnya bernama Ruda, kependekan dari Rudolf Dassler.

Penyebab perpecahan dua saudara tersebut diduga karena istri mereka yang tidak akur. Namun juga ada dugaan terkait masalah politik dan lainnya.

Pendekatan Adidas adalah penekanan Adolf pada pengembangan produk, sementara Rudolf lebih menyukai pendekatan berorientasi penjualan untuk Puma. 

Persaingan tiga dekade mereka membuat Adidas dan Puma mendominasi pasar, dan banyak atlet menggunakan sepatu, pakaian, dan yang lainnya. Banyak superstar seperti Muhammad Ali dan Joe Frazier mempromosikan mereka masing-masing.

Adolf Dassler, pendiri Adidas yang sempat jadi pembuat roti. Foto: adidas-group.com
Adolf Dassler, pendiri Adidas. Foto: adidas-group.com

Adolf dengan merek Adidas lebih dahulu mencapai kesuksesan. Sementara itu, butuh belasan tahun bagi Puma untuk berhasil dalam level internasional.

Persaingan terbesar terjadi dalam sepak bola yang menghadirkan merek mereka, di mana FC Herzogenaurach dan ASV Herzogenaurach disponsori masing-masing oleh Puma dan Adidas. Akibatnya, persaingan ketat di olah raga dan secara pribadi terbentuk.

Perpecahan itu juga menyebabkan terbagi duanya kota Herzogenaurach yang merupakan markas utama dan kota kelahiran kedua perusahaan tersebut. Bahkan, hubungan antarkaryawan dari Adidas dan Puma juga tidak akur. 

Perpecahan ini juga meluas ke urusan politik dan agama. Umumnya karyawan Adidas adalah penganut Protestan dan beraliran politik sosial demokratik, sedangkan kebanyakan karyawan Puma penganut Katolik dan beraliran politik konservatif.

Rudolf Dassler, pencipta Puma. Foto: puma.com
Rudolf Dassler, pencipta Puma. Foto: puma.com

Pada 1974 dan 1978, kedua bersaudara Dassler meninggal. Mereka pun dimakamkan di ujung yang berlawanan di pemakaman Herzogenaurach.

Setelah kematian mereka, persaingan kehilangan esensinya, dan Adidas menjadi merek terbesar kedua di dunia setelah Nike. Sementara Puma adalah produsen pakaian olahraga terbesar ketiga di dunia setelah Adidas dan Nike. 

Sejak 2013, Puma dimiliki oleh mantan pesepakbola profesional Bjørn Gulden, yang telah memperluas bisnisnya di 120 negara dengan mempekerjakan lebih dari 16.100 orang di seluruh dunia.

Itulah kisah Dassler bersaudara yang mencapai kesuksesan dengan mereknya masing-masing. 

Editor: Jujuk Ernawati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut