Kisah Eks Perwira Jadi Pengusaha Pemilik Operator Helikopter Terbesar ke-2 di Asia Pasifik
KUALA LUMPUR, iNews.id - Syed Azman Syed Ibrahim merupakan mantan perwira angkata darat Malaysia yang beralih menjadi pengusaha. Grup perusahaan miliknya, Weststar Group memiliki anak perusahaan yang mencakup berbagai bidang, mulai dari otomotif hingga kuliner.
Ibrahim saat ini tengah fokus memperluas bisnis operator helikopternya melalui perusahaan Weststar Aviation Services. Menurut perusahaan riset pasar Imarc Group, Weststar adalah operator helikopter lepas pantai terbesar kedua di kawasan Asia Pasifik. Namun, Ibrahim memiliki ambisi yang lebih besar dari itu.
“Dalam 10 tahun, kami ingin menjadi operator helikopter terbesar di dunia,” kata dia, dilansir dari Forbes, Minggu (11/6/2023).
Pria yang berada di peringkat 24 dari 50 Orang Terkaya di Malaysia dengan kekayaan bersih 825 juta dolar AS, itu menjabat sebagai direktur pelaksana Weststar Group dan ketua Weststar Aviation Services. Ibrahim juga memegang kepemilikan 100 persen saham Weststar Aviation Services setelah membeli kembali 21 persen saham dari ekuitas swasta KKR pada Maret lalu.
Adapun Weststar Aviation Services memiliki 34 helikopter dan berencana menambah 5 unit helikopter. Operator ini menyediakan layanan untuk membawa eksekutif, kru, serta persediaan untuk industri minyak dan gas. Selain itu, helikopternya juga bisa digunakan untuk inspeksi pipa dan saluran listrik, survei kayu, dan evakuasi medis, yang seringkali berada di daerah yang sulit diakses atau dijangkau dengan transportasi lain.
Perusahaannya saat ini berbasis di Asia Tenggara, Timur Tengah dan Afrika, serta memiliki klien dari perusahaan ternama, termasuk perusahaan minyak negara Malaysia Petronas, raksasa industri Shell, dan ExxonMobil.
Ibrahim pun akan terus meningkatkan kinerja perusahaannya, di antaranya dengan menginvestasikan 250 juta dolar AS untuk meningkatkan jumlah helikopter yang dimiliki dan disewakan hingga 30 persen selama dua tahun ke depan. Ini dilakukan untuk memanfaatkan potensi pasar global untuk layanan helikopter lepas pantai yang diperkirakan akan berkembang menjadi 3,1 miliar dolar AS pada 2028 dari 2,5 miliar dolar AS pada 2022, menurut laporan Research & Markets yang berbasis di Dublin.
Ibrahim juga mencari pasar baru untuk mengurangi ketergantungan Weststar pada Malaysia. Perusahaan pun tertarik pada Namibia, Equatorial Guinea, dan Mauritania di Afrika, Guyana, dan Suriname di pantai utara Amerika Selatan, dan Indonesia.
Di sisi lain, Ibrahim juga memiliki rencana ambisius untuk bisnis mobilnya, yang diprediksi memiliki pendapatan konsolidasi sebesar 315 juta ringgit. Adapun perusahaannya merupakan distributor eksklusif untuk kendaraan Maxus China di Malaysia melalui Weststar Maxus.
Ibrahim berencana menambah lebih banyak dealer untuk meningkatkan distribusi kendaraan listrik dan hibrida Maxus, yang diperkirakan mencapai 20 persen dari penjualan Maxus tahun ini. Sementara, Weststar Auto miliknya adalah dealer Honda Jepang, dan Weststar Motors menjual mobil mewah impor.
Pada bisnis kuliner, Ibrahim mempercayakan putra tertuanya, yakni Syed Muhammad Arif untuk mengelola sembilan gerai kopi Wolf & Turtle di Malaysia dan berencana untuk melipatgandakan jumlah toko pada 2025. Ibrahim juga memiliki restoran Thailand kelas atas di pusat perbelanjaan dengan merek Absolute Thai yang beroperasi dengan mitra.
Dia menolak untuk merilis data keuangan untuk sebagian besar perusahaannya. Karena itu, tidak diketahui dengan pasti pendapatan yang dihasilkan dari perusahaan miliknya. Apalagi, perusahaannya juga belum merencanakan untuk pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO) dalam waktu dekat.
Editor: Jujuk Ernawati