Kisah Mantan TKI yang Sukses Jualan Kebab, Sehari Habiskan 100 Kg Daging Ayam dan Sapi
BOGOR, iNews.id - Kisah sukses datang dari seorang mantan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Turki, Nasrullah. Saat ini dia sukses menjadi pengusaha kebab di Bogor, Jawa Barat.
Nasrullah menyebut, dalam satu harinya menghabiskan 100 kilogram (kg) daging ayam dan sapi dan 600 kulit kebab yang menjadi bahan baku utama usahanya. Omzet yang dia raih pun mencapai puluhan juta rupiah per harinya.
Padahal, saat awal berjualan lima tahun lalu, dia hanya mampu menghabiskan 3 kg daging ayam dan sapi untuk isian kebab.

Menurutnya, ada empat kunci untuk meraih kesuksesan, di antaranya ulet, sabar, tekun, dan berdoa kepada tuhan.
"Kuncinya tekun, sabar, ulet, dan doa, itu kunci kesuksesan, jangan lupa untuk selalu mendoakan orang tua, karena ridha Allah bergantung ridhanya kedua orang tua, dan kemurkaan Allah terletak pada kemarahan orang tua," ujar Nasrullah dikutip dari YouTube money fighter, Sabtu (21/1/2023).
Dia menambahkan, ilmu merupakan suatu hal yang bisa didapatkan dimana saja. Tanpa harus memandang siapa berbicara atau mengajarkan, tetapi mengambil isi apa yang dibicarakan. Seperti ilmu berjualan kebab yang dijalankan Nasrullah saat ini.
Saat menjadi TKI di Turki, Nasrullah menjelaskan, bukan hanya sekedar bekerja dan mengambil gaji saja. Namun, setiap aspek diperhatikan hingga mendapatkan ide untuk dijadikan peluang bisnis.
Seperti diketahui kebab merupakan makanan khas timur tengah, yang saat ini justru menjadi popular di Indonesia.
Bermodalkan jaringan yang dikenalnya di Turki membuat Nasrullah berhasil membawa bahan baku khas Turki untuk membuat kebab di Indonesia. Hal itu yang menjadikan rasa kebab milik Nasrullah lebih orisinil. Tak jarang pembelinya adalah orang timur tengah.
Kedai kebab Nasrullah tepatnya berada di Jl. Raden Saleh Empang Bogor. Untuk harga satu porsi kebab Nasrullah dibanderol mulai dari Rp35.000 untuk ukuran yang paling kecil, Rp50.000 untuk ukuran besar, dan Rp70.000 hingga Rp100.000 untuk ukuran yang paling besar.
Editor: Aditya Pratama