Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Daftar Harga Pangan 5 November: Beras hingga Minyak Goreng Naik, Bawang Turun
Advertisement . Scroll to see content

Kisah Pedagang, Tukang Parkir hingga Petugas Minimarket di Balik Polemik Minyak Goreng

Rabu, 23 Maret 2022 - 20:23:00 WIB
Kisah Pedagang, Tukang Parkir hingga Petugas Minimarket di Balik Polemik Minyak Goreng
Kisah pedagang, tukang parkir hingga petugas minimarket di balik polemik minyak goreng. (Foto: MPI/Subhan Sabu)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Minyak goreng di dalam negeri masih menjadi polemik. Setelah langka, kini harganya melambung tinggi. 

Kondisi ini memberi imbas kepada masyarakat, baik ibu rumah tangga hingga pedagang makanan yang mengandalkan minyak goreng.

Seorang pemilik warung nasi bernama Asih (43) harus memutar otak saat minyak goreng langka di pasaran. Bahkan, kala itu, dia hanya menemukan minyak goreng dengan ukuran kecil.

"Pas minyak langka itu saya sempet seharian pas orang-orang lagi ngantre-ngantre itu saya cuma stok setengah liter, 450 mililiter," kata dia kepada MNC Portal Indonesia, Selasa (22/3/2022).

Untuk menyiasati kelangkaan minyak goreng, dia yang sebelumnya banyak menggoreng, menggantinya menjadi lebih banyak merebus atau mengukus.

"Kalau saya yang jualan, saya siasati dengan dagang ayam yang biasanya goreng jadi saya bikin gulai, terus biasanya ada tahu tempe goreng itu saya jadikan tempe bacem, ikan pun saya jadikan pepes ikan," tuturnya.

Selain itu, Asih terpaksa membeli minyak goreng alternatif untuk menjaga dagangannya agar tetap komplet di tengah keterbatasan minyak goreng.

"Nah setelah itu tiba-tiba banyak minyak curah di pasar, saya akhirnya beli itu karena (minyak goreng kemasan) kemahalan. Minyak curah saya beli Rp20.000 per 1 kilo. Tapi besoknya naik lagi jadi Rp22.000," ucapnya.

Selain Asin, tukang parkir di minimarket juga merasakan dampaknya langkanya minyak goreng. Cipto (40) mengaku banyak ditanyai oleh ibu-ibu terkait ketersediaan minyak goreng.

"Itu ibu-ibu pada datang kan sampai ngantre juga, tiba-tiba sampai saya banyak ditanyain sama ibu-ibu. Ada minyak goreng enggak, ada minyak goreng enggak?" ujarnya.

Sementara salah seorang penjaga minimarket bernama Dian (23) mengaku ikut kebingungan saat terjadi kelangkaan minyak goreng. Menurutnya, ketentuan yang diberlakukan minimarket terkait jatah pembelian minyak goreng sering diabaikan oleh pembeli.

"Kadang saya enggak ngeh, kan dijatah 1 orang dua liter. Soalnya kadang suka ada yang balik lagi beberapa kali. Cuma kadang enggak ketahuan juga kalau kita dua shift," ujarnya.

Meski ada yang ketahuan pun, hanya menegur tanpa memberikan sanksi.

"Kalau ketahuan ya paling ditegor, sempet ada beberapa orang yang kayak gitu, kita tegor. Paling ya kita langsung kasih tahu saja, ini per orang 2 liter ya," ujarnya.

Seperti diketahui, pada 1 Februari lalu melalui Permendag No 6/2022, harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng diatur dengan rincian minyak goreng curah sebesar Rp11.500 per liter, kemasan sederhana sebesar Rp13.500 per liter, dan kemasan premium sebesar Rp14.000 per liter.

Namun di tengah kelangkaan minyak goreng, pemerintah akhirnya memutuskan hanya mengatur harga minyak goreng curah menjadi Rp14.000 per liter, dengan bantuan subsidi. Sementara, harga minyak goreng kemasan sederhana dan premium dilepas sesuai harga pasar yang sedang tinggi.

Editor: Jujuk Ernawati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut