Kisah Pendiri Polo, Berasal dari Keluarga Miskin yang Kesulitan Beli Baju
JAKARTA, iNews.id - Brand Polo Ralph Lauren kini telah menjadi salah satu produk yang mendunia. Meski begitu, perjalanan sang pendiri Ralph Lauren tidak berjalan mulus begitu saja.
Pasalnya, Ralph terlahir dari keluarga miskin harus merasakan derita bahkan dia juga mengalami kesulitan untuk membeli baju. Masa remaja Ralph dihabiskan di Bronx bersama orang tuanya.
Kemiskinan yang membelenggu keluarganya berusaha untuk Ralph kecil hadapi dengan pergi ke bioskop dan menghayal hidup di dalam film.
Seiring berjalannya waktu, Ralph mencoba untuk menekuni berbagai profesi, mulai dari menjadi seorang tentara hingga menjadi petugas toko pakaian Brooks Brother di New York.
Perjalanan bisnis Polo diawali dengan inspirasi yang datang saat dia mendatangani pertandingan olahraga polo. Saat itu, dia berencana membuat usaha yakni mengembangkan merek kelas atas.
Dengan tekad dan niat yang kuat, Ralph yang berbekal ijazah diploma didukung dengan sedikit pengalaman bisnis memutuskan untuk menjalankan perusahaannya sendiri. Tentu dia paham dengan risiko yang akan dihadapinya.
Kala itu, Ralph merancang desain yang sangat berbeda, di mana dia membuat baju dengan kerah warna-warni yang saat itu dinilai sangat melawan arus. Namun siapa sangka, berkat desain tersebut, dalam jangka waktu setahun Ralph berhasil meraup banyak pelanggan.
Dia juga mendapatkan penghasilan sebesar 500.000 dolar AS dari penjualannya. Tidak berpuas hati, Ralph semakin menekuni bisnisnya dan tidak berhenti untuk mengembangkan sayap bisnisnya.
Hingga akhirnya pada tahun 1997, Ralph melakukan penawaran perdana saham ke publik atau initial public offering (IPO). Sebagai seorang CEO, Ralph masih memegang kendali dengan kepemilikan saham sebesar 81,5 persen
Saat ini pun Ralph sudah menikmati hasil jerih payahnya. Menurut Forbes harta kekayaan Ralph mencapai 6,5 miliar dolar AS atau setara dengan Rp98,91 triliun.
Editor: Aditya Pratama