Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Pendiri DeepSeek Liang Wenfeng Masuk Daftar Orang Terkaya di China, Segini Hartanya
Advertisement . Scroll to see content

Kisah Sukses Tope Awotona, Salah Satu Imigran Terkaya yang Pernah Jadi Salesman

Minggu, 23 November 2025 - 04:20:00 WIB
Kisah Sukses Tope Awotona, Salah Satu Imigran Terkaya yang Pernah Jadi Salesman
Kisah sukses Tope Awotona, pendiri sekaligus CEO Calendly, salah satu imigran terkaya di AS. (Foto: LinkedIn)
Advertisement . Scroll to see content

NEW YORK, iNews.id - Kisah sukses Tope Awotona, pendiri sekaligus CEO Calendly, platform penjadwalan untuk merampingkan work life, janji temu, dan rapat. Awotona merupakan salah satu imigran terkaya di Amerika Serikat (AS) dengan kekayaan bersih 1,4 miliar dolar AS atau setara Rp23,34 triliun, menurut Forbes.

Perusahaan perangkat lunak milik pengusaha asal Nigeria tersebut bernilai 3 miliar dolar AS usai booming di Silicon Valley

Awotona menggunakan tabungannya sebesar 200.000 dolar AS untuk merintis Calendly 12 tahun lalu. Selain itu, dia juga memutuskan berhenti dari pekerjaanya menjual perangkat lunak untuk EMC.

Saat ini, Calendly memiliki 20 juta pengguna. Perusahaan, yang didirikan di Atlanta dan tidak lagi memiliki kantor fisik itu, diketahui telah meraup keuntungan sejak 2016. 

Awotona merupakan salah satu dari dua miliarder teknologi kulit hitam di Amerika Serikat (AS), yakni David Steward, pendiri perusahaan penyedia teknologi informasi yang berbasis di Missouri, World Wide Technology. 

Adapun, pesaing Calendly di bidang yang menawarkan produk serupa di antaranya Square, Microsoft, dan Doodle yang berbasis di Zurich. Namun, Calendly memiliki pasar tersendiri dengan desainnya yang ramping dan ramah konsumen, serta model freemium yang memungkinkan mendapatkan pelanggan yang ingin berlangganan tanpa pemasaran.

Awotona diketahui juga menciptakan alat untuk membantu perekrut, tenaga penjualan, dan pekerja kantoran lainnya dalam mengelola rapat sebelum dan sesudah diadakan. 

Orang lain mungkin melihat penjadwalan rapat sebagai pekerjaan yang membosankan, namun Awotona melihat hal tersebut sebagai kunci untuk membuat koneksi ke segala sesuatu yang terjadi dalam suatu organisasi.

Awotona lahir di Lagos, Nigeria, dari keluarga kelas menengah. Ayahnya merupakan seorang ahli mikrobiologi dan pengusaha, sedangkan ibunya bekerja di bank sentral. 

Saat Awotona berusia 12 tahun, dia menyaksikan ayahnya tertembak dan terbunuh dalam pembajakan mobil. 

“Ada bagian dari diri saya, sejak usia sangat dini, yang ingin menebusnya,” kata Awotona.

Kemudian, pada tahun 1996, saat berusia 15 tahun, dia berserta keluarganya pindah ke Atlanta, Amerika Serikat (AS). Di sana, Awotona belajar ilmu komputer di University of Georgia, kemudian beralih ke informasi bisnis dan manajemen. 

"Saya suka coding, tapi itu terlalu monoton. Saya mungkin terlalu ekstrovert untuk menjadi seorang pembuat kode," tuturnya.

Adapun, ide pembuatan Calendly muncul dipicu rasa frustrasinya sebagai seorang salesman, saat bekerja di EMC, untuk mengatur pertemuan. Tugas itu terkadang membutuhkan lusinan email dan penundaan berhari-hari. 

Pada tahun 2013, Awotona meluncurkan Calendly dari Atlanta Tech Village, sebuah ruang kerja bersama bagi para pengusaha menggunakan tabungan pribadinya. Dia mengontrak perusahaan Ukraina Railsware untuk bantuan pemrograman. 

Editor: Aditya Pratama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut