Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Garap Program Teacher Learning Center, PSF dan Pemkab Kubu Raya Hasilkan 35 Guru Berkompetensi
Advertisement . Scroll to see content

Kisah Tafik Oktavia, Berawal dari Pengajar TK dengan Honor Rp20.000 Kini Pengelola Pusat Belajar Guru

Jumat, 13 Oktober 2023 - 23:09:00 WIB
Kisah Tafik Oktavia, Berawal dari Pengajar TK dengan Honor Rp20.000 Kini Pengelola Pusat Belajar Guru
Tafik Oktavia ceria mengajar anak didik di TK Negeri Pembina Kubu, Kecamatan Kubu, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Jumat (13/10/2023). (Foto: iNews/Jeanny Aipassa)
Advertisement . Scroll to see content

KUBU, iNews.id - Kisah Tafik Oktavia (45), guru sekaligus Plt Kepala Sekolah TK Negeri Pembina Kubu, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, menjadi bukti guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa.

Perempuan kelahiran tahun 1977 itu, terlihat ceria dan bersemangat mengajar para murid di TK Negeri Pembina Kubu. Dia membagi muridnya dalam 3 kelompok untuk bermain sambil belajar menggambar bunga, sayur bayam, dan rumah.

Secara bergantian para murid menggambar bagian demi bagian hingga terbentuk gambar bunga, sayur bayam, juga rumah. Mereka tampak antusias dan bersorak gembira saat menyelesaikan tugas menggambar tersebut. 

Saat ditemui iNews, Jumat (13/10/2023), Tafik mengungkapkan, awalnya tak pernah terpikir menjadi guru TK, bahkan menjadi salah satu pengelola Pusat Belajar Guru (PBG) yang merupakan program kerja sama Pemerintah Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat dengan Putera Sampoerna Foundation (PSF). 

Sebagai kaum transmigran, Tafik langsung menikah setamat SMA dan sehari-hari membantu suaminya bekerja di kebun bahkan sampai memanjat pohon dan membelah kayu.

Hingga pada tahun 2002, Tafik diajak temannya untuk menjadi guru TK Aisyiyah, di Kecamatan Tugu. Tafik kemudian mendapat restu suaminya yang memang tak ingin Tafik terus melakoni pekerjaan kasar di kebun.

Setelah menyatakan bersedia menjadi guru TK, Tafik dibawa ke TK Aisyiyah di Pontianak untuk melihat bagaimana cara mengajar guru TK. Selama 3 hari Tafik diberi pelajaran singkat untuk mengajar anak-anak TK.

Dia kemudian kembali dan mengajar di TK Aisyiyah di Kecamatan Tugu. Dua bulan berselang, pembina Yayasan Aisyiyah menawarkan beasiswa kepada Tafik untuk kuliah di Universitas Muhamadiyah sampai jenjang D2. 

"Saat kuliah D2, saya makin tahu tentang dunia TK, saya baru merasakan memang sudah jalan saya di sini," kata Tafik.

Dia mengungkapkan, bersedia menjadi guru di TK Aisyiyah tanpa memikirkan gaji. Itu sebabnya, Tafik tidak keberatan ketika honor awalnya hanya dibayar sebesar Rp20.000 dari Yayasan Aisyiyah dan Rp60.000 dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan.

 "Tahun 2010 saya lulus PNS dan tahun 2012 saya lulus jadi Spd dari Universitas Tanjungpura. Tahun 2016 saya ditugaskan ke TK Negeri Pembina Kubu. Saat terakhir kerja di TK Aisyiyah, gaji saya sekitar Rp400.000. Buat saya kebahagiaannya itu bukan pada gaji, tapi saat ketemu anak-anak. Suami juga enggak pernah nanya gaji saya berapa," ujar Tafik.

Sejak 2016, Tafik ditugaskan menjadi guru TK Negeri Pembina Kubu. Pada tahun  2021, Tafik memutuskan ikut mendaftar program Pusat Belajar Guru dari PSF bekerja sama dengan Pemkab Kubu Raya.

Tafik mengungkapkan, tahu tentang program PBG dari link yg disebar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kubu Raya. Dalam link tersebut, terdapat sekitar 200 nama guru yang diminta mendaftar untuk mengikuti program PBG. 

"Nama saya tidak ada di daftar nama 200 guru tersebut, jadi saya tanya ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan apakah boleh mendaftar meskipun nama tidak ada. Katanya boleh, makanya saya mendaftar karena ingin ikut pelatihan soalnya sudah lama vakum dari kegiatan pelatihan guru," ujar Tafik.

Dia menuturkan, bukan hal yang mudah untuk mengikuti program PBG. Seleksinya cukup ketat, mulai dari tes tertulis, wawancara, dan tes kemampuan dasar sesuai bidang. 

Ketika kemudian lolos dan menjadi 35 guru terpilih di program PBG, Tafik mendapat tantangan baru karena harus mengikuti program PBG secara tatap muka selama 5 hari setiap bulan di Kabupaten Kubu Raya. Program tersebut belangsung 2 tahun, mulai Oktober 2021-Oktober 2023.

Dia menjelaskan, pelatihan tatap muka selama 5 hari setiap bulan dilakoninya dengan perjalanan pergi-pulang mengendarai motor.

Perjalanan dari Kecamatan Kubu ke Kabupaten Kubu Raya dapat ditempuh melalui jalur darat selama 2 jam dengan naik sepeda motor, atau  jalur sungai dengan naik kapal selama 3 jam. Tafik pun memutuskan untuk menempuh jalur darat karena irit biaya. 

Menurut Tafik, karena perjalanan yang jauh dan materi yang cukup padat, banyak dari peserta program PBG yang memilih menginap di Kabupaten Kubu Raya. Pasalnya, pelatihan berlangsung dari pukul 08.00 sampai 15.00 WIB.

Meski demikian, Tafik memilih pulang-pergi dengan mengendarai motor miliknya, meskipun suaminya sudah mengizinkan untuk menginap.

"Awalnya saya menginap, tapi saya putuskan lebih baik pulang-pergi supaya bisa memantau anak yang masih sekolah. Soalnya saya dapat laporan dari wali kelasnya, kalau saya lagi ke Kubu Raya, anak saya suka bolos sekolah," kata Tafik.

Tafik mengungkapkan, selama mengikuti program PBG dan menempuh perjalanan pulang-pergi Kecamatan Kubu ke Kabupaten Kubu Raya, dia sampai 2 kali mengalami keguguran. Pertama saat baru satu bulan mengikuti program PBG, dsn kedua kali pada Mei 2022.

Meskipun sedih karena mengalami keguguran 2 kali,  Tafik memutuskan  tetap mengikuti program PBG hingga tuntas. Motivasinya adalah ingin belajar lagi, ingin mengukur kemampuannya, karena sudah lama tidak ikut pelatihan. 

"Selain itu, saya ingin berbagi ilmu dengan teman-teman guru di Kecamatan Tugu, karena mereka sering tanya dapat pelatihan apa, cara agar anak didik lebih semangat belajar bagaimana, ini yang mendorong saya harus ikut program PBG dari PSF sampai selesai," ungkap Tafik. 

Kini Tafik telah selesai mengikuti seluruh paket program PBG dari TSF. Program PBG yang berlangsung sejak Oktober 2021-Oktober 2023, telah menghasilkan 35 guru inti, dan 10 pengelola PBG yang tersebar di beberapa desa dan kecamatan di Kabupaten Kubu Raya.

Tafik adalah salah satu dari 35 guru inti sekaligus salah satu dari 10 guru yang terpilih menjadi pengelola PBG di Kabupaten Kubu Raya. Adapun 35 guru inti PBG terdiri dari 2 guru TK, 16 guru SD dan 17 guru SMP.

Bagi Tafik, mengikuti program PBG dari TSF sangat berguna baginya untuk meningkatkan kompetensi sebagai guru TK, sekaligus menopang proses belajar-mengajar sesuai kurikulum Merdeka Belajar.

Menurut Tafik, PBG dari SPF modulnya lebih cocok diterapkan ke anak didik, karena para guru diberi metode cooperative learning dan grafic organizer atau lembar kerja.

"Kita juga diajarkan bagaimana menerapkan metodenya ke anak didik harus kita analisis dulu sesuai kebutuhan," ungkap Tafik.

Dia juga telah mengikuti program Guru Penggerak dari pemeritah pusat pada tahun 2022-2023. Dari dua pelatihan yang diikuti, Tafik mengaku sangat senang dengan metode yang diajarkan di PBG, karena mudah diaplikasihan ke murid dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing sekolah. 

"Kalau pelatihan guru penggerak metodenya lebih banyak soal manajemen program karena untuk mengarahkan bagaimana menjadi kepala sekolah. Kalau di PBG kita diajarkan metode mengajar ke murid, sampai menjadi fasilitator untuk membiaskan program PBG ke guru lainnya, dan kemudian menjadi pengelola PBG," tutur Tafik.

Dengan menjadi pengelola PBG, Tafik dapat melakukan pelatihan kepada guru sekitar Kecamatan Tugu, baik dari jenjang TK, SD, sampai SMP. Tentunya ada insentif yang diperoleh dari menjadi fasilitator. 

"Tapi saya enggak memikirkan soal bayaran. Makanya ini yang saya tegaskan ke guru-guru honor. Yang paling  penting terus tambah ilmu. Jabatan dan uang itu bonus. Saya saja sampai sekarang masih jadi Plt Kepala Sekolah TK Negeri Pembina, padahal sudah ditempatkan dari tahun 2016," ujar Tafik.

Editor: Jeanny Aipassa

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut