Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : KNKT Punya Waktu 1 Tahun Investigasi Penyebab Kecelakaan Sriwijaya Air SJ-182
Advertisement . Scroll to see content

KNKT Kantongi Data Rekaman Percakapan Sriwijaya Air SJ-182

Selasa, 13 April 2021 - 13:40:00 WIB
KNKT Kantongi Data Rekaman Percakapan Sriwijaya Air SJ-182
Pesawat Sriwijaya Air. (Foto: Ist)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Komite Nasional Keselamatan Konstruksi (KNKT) kini telah mengantongi data rekaman percakapan cockpit atau Cockpit Voice Recorder (CVR) pesawat Sriwijaya Air SJ-182, yang jatuh pada 9 Januari 2021. CVR tersebut diperoleh setelah KNKT mengunduh data kotak hitam atau black box pesawat Sriwijaya Air SJ-182. 

"Dari hasil download tersebut, KNKT kini mengantongi data rekaman percakapan penerbangan selama 2 jam termasuk percakapan penerbangan saat pesawat mengalami kecelakaan," kata Investigator KNKT, Ony Soerjo Wibowo, kepada MNC Portal Indonesia, Selasa (13/4/2021).

Menurut dia, KNKT berhasil mengunduh seluruh 4 channel dari CVR, namun untuk di channel 4 pada CVR mengalami gangguan. Meski demikian, rekaman percakapan yang diperoleh telah menambah data penting bagi investigasi yang hasilnya nanti akan disampaikan dalam laporan akhir (final report).

“Sudah di-download, cuma saya belum mendengarkan semuanya. Saya mendengarkan sedikit karena saya cuma mau memastikan datanya ada atau tidak, detailnya saya belum tahu,” ujar Ony.

Dia menjelaskan, KNKT sudah melakukan beberapa rangkaian investigasi untuk menyelediki penyebab jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182, yang jatuh pada 9 Januari 2021, dalam rute penerbangan Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Jakarta tujuan Bandar Udara Internasional Supadio, Pontianak. 

Pesawat ini merupakan jenis Boeing 737-500 registrasi PK-CLC nomor penerbangan SJ-182 dengan diawaki oleh 2 pilot, 4 awak kabin dan 56 penumpang. 

Tiga hari pasca terjadinya kecelakaan yaitu pada 12 Januari 2021, Flight Data Recorder (FDR) telah ditemukan dan hasil data yang telah diolah oleh KNKT telah diumumkan kepada publik melalui laporan awal investigasi (preliminary report), pada 10 Februari 2021. 

Sampai dengan berakhirnya proses pencarian para korban SJ-182 yang dipimpin Basarnas pada 22 Januari 2021, CVR belum ditemukan. Untuk itu, KNKT melanjutkan proses pencarian CVR di sekitar area ditemukannya FDR. 

Pada 26 Januari 2021 sampai dengan 14 Februari 2021, tim KNKT bersama dengan tim penyelam dari Pulau Pari (Kepulauan Seribu) melanjutkan pencarian CVR dengan pembuatan perimeter 50x50 meter di bawah air oleh para penyelam. Proses pencarian CVR juga melibatkan metode penyemprotan lumpur di sekitar penemuan FDR oleh para penyelam, namun demikian proses ini tidak mendapatkan hasil. 

Ada beberapa kendala yang harus dihadapi dalam pencarian CVR. Salah satu yang menjadi kendala utama dalam proses pencarian CVR ini adalah cuaca dan jarak pandang yang terbatas di bawah air. 

Meskipun demikian, pada 15-21 Februari 2021, tim penyelam dari Dinas Penyelamatan Bawah Air TNI AL (Dislambair TNI AL) bergabung dalam tim penyelam. Proses pencarian masih dengan menggunakan metode visual. 

Pencarian tersebut tidak mendapatkan hasil karena kendala cuaca dan jarak pandang di bawah air. Pada 22 Februari sampai 12 Maret 2021, tim KNKT berkoordinasi dengan pihak PT. Sriwijaya Air untuk penggunaan metode penyedotan lumpur atau Trailing Suction Hopper Dredger (TSHD) oleh kapal King Arthur 8 yang saat itu masih berada di Teluk Lamong (Pacitan) Jawa Timur. 

Sebelum pelaksanaan penyedotan lumpur, tim penyelam yang dipimpin oleh KNKT melaksanakan penyelaman untuk pembersihan area dengan mengangkat puing-puing pesawat yang terlihat. Sekaligus juga melakukan pencarian dengan metode visual. 

Kemudian pada 15 Maret 2021, tim penyelam (termasuk penyelam dari Pulau Pari dan Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu) melaksanakan pembersihan area. Selanjutnya pada tanggal 25 Maret 2021, kapal TSHD King Arthur 8 sampai di perarian pulau Lancang Kepulauan Seribu. 

Mulai 25 Maret 2021 pencarian CVR dilakukan dengan cara penyedotan lumpur oleh kapal TSHD King Arthur 8 dengan area yang diperbesar yaitu 90 x 90 meter. Tanggal 30 Maret 2021 jam 20.05 WIB, CVR tersedot dari bawah air dan ditemukan di penampungan serpihan kapal TSHD King Arthur 8. 

Hingga saat ini, proses investigasi masih terus dilakukan oleh tim KNKT disertai dengan proses penelitian yang mendetail. KNKT menegaskan bahwa setelah ditemukannya semua bagian black box ini memberikan titik terang untuk dapat mengusut penyebab terjadinya kecelakaan yang meluluhlantakkan seluruh isi pesawat agar kecelakaan dengan penyebab yang sama tidak kembali terulang di kemudian hari.

Editor: Jeanny Aipassa

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut