Konsorsium Proyek Kereta Api Makassar-Parepare Diumumkan 13 Desember
JAKARTA, iNews.id - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) tidak akan mengandalkan APBN untuk mengerjakan seluruh proyek kereta api (KA) Makassar-Parepare. Dengan demikian, sebagian proyek itu akan dikerjakan swasta.
Direktur Utama PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) Armand Hermawan mengatakan, sebagian proyek kereta Trans Sulawesi itu akan memakai skema kerja sama pemerintah badan usaha (KPBU).
"Insyaallah 13 Desember proyek Makassar-Parepare akan signing (financial closing) KPBU," kata Armand di Jakarta, Rabu (7/11/2018).
Berdasarkan data Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), proyek KA Makassar-Parepare sepanjang 144 kilometer (km) dibagi dalam enam segmen. Segmen A dan E ditanggung penuh APBN, segmen B, C, dan D dibagi antara APBN dan swasta (KPBU), dan segmen F dikerjakan penuh oleh swasta.
Ruang lingkup KPBU dalam proyek tersebut mencakup pengoperasian dan perawatan prasarana segmen B, C, dan D sepanjang 107,1 km. Sementara segmen F berupa pengoperasian dan perawatan prasarana dan fasilitas operasi siding track sepanjang 13,9 km. Selain itu, ada juga pengadaan peralatan perawatan sarana untuk depo dan balai yasa yang berlokasi di Stasiun Maros.
Lewat skema KPBU, Armand mengatakan, keempat segmen tersebut akan dijamin oleh PT PII selaku Badan Layanan Umum (BLU) Kementerian Keuangan. Nilainya mencapai Rp1,3 triliun. Nilai proyek empat segmen itu ditaksir mencapai Rp1,5 triliun sementara seluruh segmen menghabiskan investasi sekitar Rp8,25 triliun.
"PII kan jaminan risiko pemerintah. Rp1,3 triliun itu kalau pemerintah memberhentikan proyek sepihak. Kalau berhenti sepihak kan swasta rugi. Nah itu kita jamin. Pokoknya semua kalau gagal bayar pemerintah jamin Rp1,3 triliun," tuturnya.
Dia menyebut, empat konsorsium pemenang tender sudah ditentukan oleh Kemenhub. Namun, dia mengungkapkan perusahaan mana saja yang akan terlibat.
Yang jelas, Armand menyebut, konsorsium itu ada yang berasal dari dalam negeri dan luar negeri. Dari lokal, ada Bosowa Group yang sebelumnya dikabarkan tertarik menggarap proyek di Pulau Sulawesi itu. Sementara dari luar negeri ada perusahaan asal Korea Selatan yang tertarik.
Pemerintah saat ini mengerjakan segmen A rute Barru-Palanro sepanjang 28 km sejak Maret 2015. Hingga September 2018, progres konstruksi di Kabupaten Barru telah mencapai 88 persen. Bahkan, proyek itu sempat diuji coba pada November 2017.
Editor: Rahmat Fiansyah