Krakatau Steel Bukukan Kenaikan Pendapatan 7,76 Persen
JAKARTA, iNews.id - PT Krakatau Steel (Persero) Tbk membukukan kenaikan pendapatan 7,76 persen menjadi 1.449,02 juta dolar Amerika Serikat (AS) selama 2017. Dengan kenaikan tersebut membuat laba operasi meningkat tajam 1.055 persen menjadi 50,74 juta dolar AS dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Dengan demikian, perusahaan berkode emiten KRAS ini mencatat kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi secara signifikan melonjak 203,74 persen menjadi 204,16 juta dolar AS selama periode tersebut seiring dengan kenaikan pendapatan bersih.
Direktur Utama Krakatau Steel Mas Wigrantoro Roes Setiyadi menyatakan dari catatan tersebut menunjukkan kinerja perseroan di tahun 2017 terjadi perbaikan yang signifikan. “Dengan ini kami semakin optimis kinerja perseroan semakin lebih baik lagi dan siap menghadapi segala tantangan di tahun 2018,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Selasa (20/3/2018).
Salah satu faktor yang mendukung peningkatan pendapatan ini adalah naiknya harga jual rata-rata produk baja di tahun 2017. Harga jual rata-rata produk baja Hot Rolled Coil mengalami peningkatan 32,68 persen menjadi 597 dolar AS per ton di 2017 dari 450 dolar AS per ton di 2016.
Direktur Keuangan Perseroan, Tambok P Setyawati mengatakan bahwa EBITDA di tahun 2017 meningkat signifikan sebesar 50,30 persen menjadi 155,18 juta dolar AS dari 103,24 juta dolar AS di tahun 2016, sebagai akibat dari menurunnya kerugian sebelum pajak yaitu menjadi 41,12 juta dolar AS dari 134,5 juta dolar AS.
"Parameter kinerja ini menjadi sebuah nilai positif bagi Krakatau Steel dan kami yakin akan semakin lebih baik lagi di tahun 2018 ini,” kata Tambok.
Untuk perkembangan proyek strategis, saat ini progress fisik pembangunan Pabrik Baja Canai Panas #2 (Hot Strip Mill/HSM #2) telah mencapai 58,39 persen per tanggal 28 Februari 2018 lalu. HSM #2 ini akan menambah kapastias produksi HRC perseroan sebesar 1,5 juta ton per tahun dan akan mulai beroperasi pada triwulan IV 2019.
Sementara itu, Direktur Pemasaran perseroan, Purwono Widodo mengatakan bahwa ada banyak tantangan yang mungkin dihadapi Krakatau Steel pada tahun ini, salah satunya mewaspadai dampak dari pengenaan bea masuk baja dan aluminium oleh Amerika. Dengan pengenaan bea masuk tersebut ada kemungkinan China akan semakin gencar melempar produk bajanya ke negara-negara Asia, termasuk Indonesia.
"Jika pengalihan ekspor itu terjadi, baja paduan China yang bebas bea masuk anti dumping akan membanjiri Indonesia. Ini dapat mengakibatkan perdagangan yang tidak adil," ujar Purwono.
Ia berharap pemerintah bisa mengambil tindakan dan melindungi baja lokal dari perdagangan tidak adil itu. Salah satu bentuk perlindungan itu dengan menegakkan aturan-aturan peningkatan penggunaan produksi dalam negeri (P3DN) dan prasyarat tingkat komponen dalam negeri (TKDN).
Editor: Ranto Rajagukguk