Laba Bersih Carsurin Melesat 76,52 Persen di Kuartal III 2023

JAKARTA, iNews.id - PT Carsurin Tbk, emiten yang bergerak di sektor Testing, Inspection, and Certification (TIC), mencetak laba bersih Rp18,69 miliar per akhir September 2023. Angka tersebut melesat 76,52 persen dari Rp10,59 miliar pada periode sama tahun lalu (YoY).

"Apabila dibandingkan dengan periode enam bulan yang berakhir tanggal 30 Juni 2023, realisasi laba bersih Carsurin juga naik 68,2 persen dari Rp11,11 miliar," kata Direktur Utama Perseroan, Sheila Tiwan, di Jakarta, Kamis (16/11/2023).

Perpres 113/2025 Dinilai Perkuat Daya Saing Industri Pupuk

Menurut dia, pencapaian laba bersih perseroan ditopang oleh pendapatan bersih yang juga meningkat sepanjang Januari-September 2023. Hingga kuartal III 2023, Carsurin mencatat pendapatan sebesar Rp312,95 miliar, naik dari Rp248,85 miliar pada periode sama tahun lalu.

Sheila mengungkapkan, pendapatan tersebut diperoleh dari sejumlah lini usaha yang meliputi jasa inspection, testing, certification, consulting dan product sales. Seiring dengan cerahnya prospek bisnis sektor TIC, pihaknya optimistis dapat mencapai target pendapatan sebesar Rp430,05 miliar pada akhir tahun 2023, dan Rp507 miliar pada 2024.

Cimory (CMRY) Kantongi Laba Bersih Rp966,60 Miliar hingga Kuartal III 2023

“Kami meyakini kinerja yang mumpuni akan terus berlanjut, karena industri TIC telah mengalami tren positif dan pertumbuhan yang stabil dalam beberapa tahun terakhir, seiring meningkatnya permintaan untuk produk dan layanan berkualitas tinggi, serta kesadaran konsumen tentang keamanan dan kualitas produk,” ujar Sheila.

Dia mengatakan, perseroan juga berhasil mencatatkan pertumbuhan dari sisi aset. Per September 2023, aset lancar Perseroan mencapai Rp134,02 miliar, naik dari akhir 2022 yang mencapai Rp85,33 miliar.

Japfa Comfeed (JPFA) Bukukan Laba Bersih Rp937,25 Miliar di Kuartal III 2023, Turun 34,37 Persen

Sementara itu, dari sisi aset tidak lancar juga mencatatkan pertumbuhan menjadi Rp119,70 miliar dari akhir tahun lalu yang sebesar Rp84,76 miliar.

Adapun liabilitas jangka pendek perseroan per September 2023, tercatat mengalami penurunan menjadi Rp17,62 miliar dari akhir tahun lalu yang mencapai Rp23,48 miliar.

Sedangkan liabilitas jangka panjang juga mengalami penurunan dari akhir tahun lalu sebesar Rp32,08 miliar menjadi Rp30,77 miliar per September 2023.

Sheila menambahkan, perseroan terus mengembangkan bisnis, untuk mendukung upaya pemerintah Indonesia mewujudkan transformasi ekonomi dalam ekonomi hijau, ekonomi biru, dan transisi energi.

Adapun peluang ekonomi hijau yang dibidik Carsurin antara lain enviromental testing serta jasa-jasa terkait dengan gas rumah kaca and carbon trading. Selain itu, terdapat peluang di rantai pasok dan ekosistem kendaraan listrik.

Selanjutnya, untuk sektor ekonomi biru, terdapat peluang bisnis marine infrastructure, maritime transport, dan dangerous goods.

Sedangkan untuk transisi energi, perseroan telah menerapkan energy efficiency audit, UAV digital transformation, dan layanan terkait dengan renewables energy seperti biofuel, cangkang sawit (PKS) dan biomassa berkelanjutan (GGL).

"Dengan pengembangan bisnis di ekonomi hijau, ekonomi biru, dan transisi energi, kami berharap dapat berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian Indonesia di masa depan," ungkap Sheila.

Saat ini, Carsurin telah memiliki 8 lini usaha, bermula dari bisnis kelautan (marine), kini meluas hingga yang terbaru adalah bisnis enviromental. Lini bisnis perusahaan yang meliputi mineral dan logam, energi, sertifikasi sistem dan produk, infrastruktur, transformasi digital, lingkungan dan keberlanjutan, pangan dan pertanian, serta kelautan, lepas pantai, dan asuransi.

Editor: Jeanny Aipassa