Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Bahlil Bongkar Penyebab Listrik di Daerah Bencana Sumatra Belum Pulih 100 Persen
Advertisement . Scroll to see content

Larang Ekspor Timah, Bahlil: Indonesia Tak Takut Dibawa ke WTO

Selasa, 04 Oktober 2022 - 17:30:00 WIB
Larang Ekspor Timah, Bahlil: Indonesia Tak Takut Dibawa ke WTO
Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia. (Foto: dok iNews)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Menteri Invetasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, mengatakan Indonesia tak takut dibawa ke World Trade Organization (WTO) atau organisasi perdagangan dunia terkait kebijakan larangan ekspor timah

Menurut dia, setelah melarang ekspor nikel, Indonesia juga melarang ekspor timah, bauksit, hingga tembaga mulai tahun ini. Bahkan, larangan ekspor timah akan efektif diberlakukan pada 2023.

Hal tersebut untuk menciptakan hilirisasi pada sumber daya mineral tersebut untuk menciptakan nilai tambah. Sehingga diharapkan bisa sama dengan yang terjadi pada nikel, ketika ada perusahaan luar negeri membangun pabriknya di Indonesia.

Namun kebijakan larangan ekspor tersebut menurut Bahlil membuat Indonesia dibawa ke WTO (World Trade Organization) atau organisasi perdagangan dunia lantaran banyak negara yang merasa dirugikan.

"Kita juga memberlakukan hal yang sama (larangan ekspor timah) seperti nikel, biarkan saja orang membawa kita ke WTO, tidak usah pusing," ujar Bahlil dalam Orasi Ilmiah: Transformasi Ekonomi dengan Hilirisasi di Kampus ITS Surabaya, Selasa (4/10/2022).

Dia menjelaskan, Indonesia mempunyai cadangan nikel terbesar di dunia setelah China. Akan tetapi Indonesia justru menjadi eksportir terbesar untuk nikel di dunia mengalahkan China.

"Indonesia menjadi penghasil timah terbesar kedua setelah China, tetapi China melakukan hilirasi 60-70 persen, di Indonesia tidak lebih 5 persen," kata Bahlil.

Sehingga saat ini fokus pemerintah menurut Bahlil adalah membangun hilirisasi timah, dengan melakukan pelarangan ekspor terlebih dahulu agar negara lain bisa masuk ke Indonesia.

"Kita penghasil timah tetapi negara lain yang menentukan harga timah, saya sampai bingung, ini kita yang pintar atau pintar-pintat bodoh atau kita yang di tipu-tipu," kata Bahlil.

Dia mengungkapkan, adanya larangan ekspor nikel yang dilakukan sebelumnya memang membuat Indonesia di gugat WTO, namum hal tersebut berhasil membangun hilirisasi dengan masuknya investor yang menggarap nikel di Indonesia.

Mulai dari perusahaan asal Korea Selatan LG, dan CATL perusahaan asal China yang akan membangun ekosistem nikel mulai dari mining (penambangan), pembangunan smelter, prekusor, katoda, baterai sel hingga mobil listrik.

Hal tersebut memberikan nilai tambah untuk pendapatan nikel, jika sebelum dilakukan hilirasi atau hanya melakukan ekspor nikel negara hanya mendapatkan 3,4 miliar dolar AS pada tahun 2018, maka ditahun 2021 angkanya naik menjadi 20,5 miliar dolar AS.

"Tahun 2022, saya target bisa mencapai 30 miliar dolar AS supaya naik menjadi 10 kali lipat," ungkap Bahlil. 

Editor: Jeanny Aipassa

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut