Libur Tahun Baru, TMII hingga Sore Masih Diserbu Pengunjung
JAKARTA, iNews.id - Menjelang pergantian tahun dan libur tahun baru, jumlah pengunjung Taman Mini Indonesia Indah (TMII) terus menctatkan kenaikan jumlah pengunjung. Bahkan, jumlah pengunjung tempat wisata itu meningkat dua kali dari hari normal.
Untuk acara pesta kembang api saja mencapai 107.724 pengunjung. Sementara hari ini sampai dengan pukul 14.30 WIB mencapai 97.984 pengunjung.
"Closing semalam pengunjung 107.724 orang. Hari ini sampai dengan pukul 12 siang 60-70 ribuan pengunjung," kata Manajer Informasi, Budaya, dan Wisata TMII, Ertis Yulia Manikam kepada iNews.id, Senin (1/1/2017).
Ia melanjutkan, tarif tiket selama 16 Desember sampai 2 Januari dibanderol Rp20.000, namun khusus 31 Desember-1 Januari seharga Rp30.000. TMII di hari biasa beroperasi dari pukul 08.00 pagi sampai 24.00 malam. Untuk tahun baru, dibuka sejam lebih awal, yaitu pukul 07.00 WIB.
"Tiket selama pekan Rp20.000 sejak tanggal 16 Desember-2 Januari kecuali tanggal 31 Desember dan 1 Januari Rp30.000," ucapnya.
Per 16-31 Desember terdapat 571.386 orang yang mengunjungi TMII, dengan kenaikan signifikan pada libur Natal tanggal 24-25 Desember sebanyak 72.928 dan 77.808 orang. Dengan demikian, melampaui target manajemen TMII yang menargetkan pengunjung 450.000.
Dalam rangka libur Natal dan Tahun Baru 2018, TMII menyajikan banyak acara yang bertema ‘Negeriku Satoe Indonesia’ selama 16 Desember 2017-2 Januari 2018. Dengan menyajikan musik dangdut, pesta kembang api, pergelaran wayang kulit, pergelaran musik keroncong asli, organ tunggal, dan musik Tarling.
Untuk mengamankan jalannya acara puncak 31 Desember-2 Januari pihak TMII mengerahkan personel TNI, POLRI, pemadam kebakaran, Satuan Polisi Pamong Praja, dan petugas kesehatan yang memadai. Total petugas yang dilibatkan sebanyak kurang lebih 800 orang.
Dalam acara puncak, kembang api ditempatkan di Pulau Kalimantan miniatur Peta Kepulauan Indonesia dan dinyalakan pukul 00.00. Selain kembang api juga ada pemandangan eksotik ribuan obor menyala yang ditancapkan pada Peta Kepulauan Indonesia.
Editor: Ranto Rajagukguk