Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Prabowo Bertemu Putin di Moskow, Bahas Penguatan Perdagangan RI-Rusia
Advertisement . Scroll to see content

Luhut Optimistis Pendapatan per Kapita Indonesia Bisa 10.000 Dolar AS pada 2030

Senin, 17 Oktober 2022 - 13:32:00 WIB
Luhut Optimistis Pendapatan per Kapita Indonesia Bisa 10.000 Dolar AS pada 2030
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan optimistis pendapatan per kapita Indonesia bisa 10.000 dolar AS pada 2030. (Foto: iNews.id)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan optimistis pendapat per kapita Indonesia bisa mencapai 10.000 dolar AS pada 2030. Sementara tahun ini, pendapatan per kapita Indonesia sekitar 4.200 dolar AS.

"Hari ini kami berada pada income per kapita di 4.200 dolar AS. Pada 2030 kita mungkin sampai hingga 10.000 dolar AS per kapita dan kita bisa mencapai ini atau lebih," kata dia dalam sambutannya di acara dalam sambutannya di acara Pembukaan SOE International Conference dan Peluncuran Indonesia Water Fund (IWF) di Nusa Dua, Bali yang dipantau secara virtual, Senin (17/10/2022).

Dia menjelaskan, itu bisa tercapai jika melihat kondisi ekonomi Indonesia saat ini yang baik, mulai dari inflasi dan investasi yang stabil. Selain itu, neraca perdagangan Indonesia yang surplus selama 28 bulan berturut-turut. Adapun inflasi Indonesia saat ini di 5,9 persen termasuk rendah dibanding negara lain yang mencapai 10 persen. 

"Meskipun inflasi Indonesia masih moderat dibandingkan negara lain yang bahkan sudah naik 10 persen, kita masih bisa menahan setelah kenaikan harga BBM, masih 5,9 persen. Kami cukup yakin bahwa kami dapat mempertahankan ini sekitar 6 persen pada akhir tahun ini," tuturnya.

Kendati demikian, menurut Luhut untuk mencapai target 2030 bukan hal yang mudah. Itu karena kondisi ekonomi dunia yang akan menghadapi the perfect storm. 

Karena itu, dia mengingatkan untuk tidak jemawa dengan kondisi ekonomi Indonesia di tengan ancaman krisis global. Selain itu, dia menambahkan, pemerintah juga tetap mengamati kondisi saat ini dan ke depannya demi mempersiapkan berbagai tantangan yang akan dihadapi. 

"Kita tidak boleh jemawa terhadap ini karena apapun bisa terjadi, bahkan tidak ada yang bisa menduga atau memprediksi keadaan ekonomi dalam waktu yang lebih dari 3 bulan saat ini. Oleh karena itu, kita semua harus mengamati dengan cermat data-data ini," ujar Luhut. 

Editor: Jujuk Ernawati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut