Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Seoul dan Busan Jadi Destinasi Favorit Warga +62 Liburan ke Korsel
Advertisement . Scroll to see content

Mantan Dokter Gigi Sukses Jadi Miliarder, Punya Startup Fintech Paling Berharga di Korsel

Minggu, 24 April 2022 - 13:42:00 WIB
Mantan Dokter Gigi Sukses Jadi Miliarder, Punya Startup Fintech Paling Berharga di Korsel
Mantan dokter gigi sukses jadi miliarder, punya startup fintech paling berharga di Korsel. Foto: Ilustrasi/Dok Toss
Advertisement . Scroll to see content

SEOUL, iNews.id - Mantan dokter gigi di Korea Selatan, Lee Seung-gun sukses menjadi miliarder. Dia berhasil membawa perusahaan miliknya menjadi startup fintech paling berharga di Korea Selatan.

Lee sudah tujuh tahun meningkatkan industri pembayaran seluler Korea Selatan dengan aplikasi transfer uang Toss, yang kemudian ditingkatkan menjadi superapp layanan keuangan. Sekarang pengusaha 40 tahun ini mencari bagian dari pasar fintech yang berkembang pesat di Asia dan berencana untuk go global

"Kami memiliki perbankan, sekuritas, dan semua itu dalam satu aplikasi, yang memberikan (investor) lebih percaya diri bahwa Toss mungkin menjadi pemain nomor satu di seluruh industri fintech,” kata Lee, pendiri dan CEO Viva Republica, dikutip dari Forbes, Minggu (24/4/2022). 

Toss adalah platform layanan keuangan seluler berbasis di Korea Selatan yang dioperasikan oleh startup fintech Viva Republica. Sementara itu, untuk bisa mendunia, Lee sedang mempersiapkan putaran pendanaan baru dengan valuasi lebih dari 10 miliar dolar AS pada kuartal II tahun ini. 

“Sudah banyak investor yang mencoba menjangkau kami,” ujarnya. 

Lee Seung-gun, mantan dokter gigi sukses jadi miliarder yang punya startup fintech paling berharga di Korsel. Foto: Forbes
Lee Seung-gun, mantan dokter gigi sukses jadi miliarder yang punya startup fintech paling berharga di Korsel. Foto: Forbes

Potensi peningkatan ini berada di atas total dana yang diterima sejak 2014 dari investor sebesar 940 juta dolar AS, termasuk PayPal, Sequoia Capital China, dan dana kekayaan negara Singapura GIC. Sebagian besar datang pada Juni tahun lalu ketika Viva Republica mengumpulkan 410 juta dolar AS dengan valuasi 7,4 miliar dolar AS, menjadikannya startup dengan valuasi terbesar di Korea Selatan, menurut peneliti CB Insights. 

Hal tersebut menjadikan Lee masuk dalam Daftar Orang Terkaya Korea pertama kalinya tahun ini di peringkat 36. Adapun kekayaan bersihnya tercatat sebesar 1,2 miliar dolar AS atau setara Rp17,2 triliun.

Adapun Toss menjadi hit secara instan ketika Lee memperkenalkan aplikasi tersebut pada 2015, yang memudahkan orang Korea Selatan untuk mentransfer uang secara online. Sekarang dengan 20 juta unduhan, 11 juta penggunanya secara teratur menggunakannya dari paket asuransi hingga pinjaman hingga investasi online. 

Untuk menguji aplikasi ini di luar Korea, Lee meluncurkan Toss di Vietnam dua tahun lalu. Di Vietnam, dia memberikan hadiah uang tunai dan layanan kartu debitnya dan berhasil menarik 3 juta pengguna aktif bulanan. Kemudian dia memperluas pasarnya ke Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Singapura.

Pasarnya meluas, segmen pinjaman online Asia Tenggara saja memiliki transaksi 39 miliar dolar AS tahun lalu, menurut laporan November dari Google, Temasek dan Bain. Tetapi menangkap pasar fintech yang sedang berkembang di kawasan ini lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. 

Raksasa teknologi Asia Tenggara seperti miliarder Singapura Forrest Li's dari Sea Limited, Anthony Tan dari Grab, dan GoTo Indonesia sudah terlibat dalam pertempuran sengit untuk menjadi superapp lokal, termasuk layanan fintech. Karena itu, Viva Republica harus berjuang keras untuk merebut pangsa pasar. Startup Unicorn seperti Xendit yang didukung Tiger Global di Indonesia dan Nium Singapura, yang didukung oleh perusahaan investasi negara seperti Temasek dan GIC, juga bermain di pasar ini.

Untuk itu, kemitraan akan menjadi kuncinya. Kepala strategi Viva Republica Seo Hyun-woo sebelumnya mengatakan, perusahaan akan beralih dari strategi pertumbuhan organik ke aktif mengejar investasi dan akuisisi luar negeri. Di Vietnam, perusahaan terikat dengan CIMB Group Malaysia, salah satu pemberi pinjaman terbesar di Asia Tenggara berdasarkan asetnya. 

Pada akhir tahun lalu, dia melakukan investasi luar negeri pertamanya, membeli saham kecil di Republic, platform investasi startup AS. 

“Kami bukan perusahaan di mana kami hanya memberikan produk yang sama persis ke negara yang sama. Kami masuk ke pasar dan mencoba mempelajari masalah pelanggan dan bagaimana kami bisa menyelesaikannya,” ucapnya.

Editor: Jujuk Ernawati

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut