Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Daftar Harga BBM Pertamina 19 November 2025, Lengkap di Seluruh Indonesia
Advertisement . Scroll to see content

Masuk Masa Transisi Energi, Pertamina Komitmen Jaga Pasokan BBM dan Elpiji

Selasa, 14 November 2023 - 19:24:00 WIB
Masuk Masa Transisi Energi, Pertamina Komitmen Jaga Pasokan BBM dan Elpiji
Pertamina janji jaga pasokan elpiji dan BBM di momen transisi energi, (IG Pertamina)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Pertamina melalui PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), subholding refining and petrochemical Pertamina berkomitmen menjaga ketahanan energi nasional. Hal itu dilakukan dengan menjaga pasokan BBM, LPG dan bahan-bahan dasar petrochemical di masa transisi energi.

Menurut Direktur Utama KPI Taufik Aditiyawarman, perseroan tetap memerhatikan aspek sustainability terkait transisi energi dan keberlangsungan dari kilang ke depannya. Oleh karena itu, produk yang dihasilkan dari kilang sebagai bagian dari PSO juga  tetap dijaga affordable untuk masyarakat, dan memenuhi aspek keekonomian.

"Ini salah satu inisiatif, makanya ada ide hilirisasi kilang. Ini menjadi upaya kami untuk menjaga sustainability," kata Taufik pada webinar Refining Sustainability “The Path Toward Energy Transition” yang digelar E2S, hari ini, Selasa (14/11/2023).

KPI, kata Taufik, juga menyiapkan strategi untuk menurunkan emisi, yakni berbasis teknologi, alam, dan berbasis trading. Green refinery akan dilanjutkan pengembangannya, seperti di Kilang Cilacap. KPI akan menambah footprint untuk program-program lingkungan.

"Carbon trading sekarang available di bursa. Ini bisa me-net off operasional dengan menambah daya serap karbon," ujar dia.

Pada masa transisi energi, kata Taufik, KPI juga akan memastikan pabrik yang dibangun terus memberikan manfaat sampai ujung. Ke depan, diversifikasi produk memang harus berkolaborasi dengan industri lain yang bisa mengolah hasil turunan kilang.

"Ini untuk menghasilkan produk yang bermanfaat sampai ke hilir, sehingga bisa bernilai dan memberikan benefit ke masyarakat," tutur dia.

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Reforminer Institute Komaidi Notonegoro menilai, sebagian besar aktivitas masyarakat masih menggunakan BBM. Maka jika bicara ketahanan energi dibandingkan negara lain, Indonesia berada di lampu kuning.

Berdasarkan Kebijakan Energi Nasional (KEN) sejak 2015 sudah ada impor BBM. Jika tidak ada penambahan kapasitas kilang maka impor akan meningkat.

"Kebutuhan BBM empat juta barel per day. Ini sangat besar sekali. Ini perlu diantisipasi semua pihak," katanya.  

Menurut Komaidi, impor minyak mentah jauh lebih murah dari produk jadi. Kalau Indonesia impor minyak mentah, devisanya lebih sedikit, KPI tetap running, ada produk yang dihasilkan.

"KPI juga moving ke produk berbasis lingkungan, dengan berbagai proyek yang dikembangkan. Indikasinya akan menjalankan transisi energi disesuaikan dengan kondisi ekonomi sosial, baik dalam proses maupun produknya. Artinya KPI menghasilkan produk berbasis green," ucap dia.

Editor: Puti Aini Yasmin

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut