Menilik Sejarah Kenaikan Harga BBM sejak Masa Pemerintahan Soekarno hingga Jokowi
JAKARTA, iNews.id - Isu terkait kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) tak pernah luput dari perhatian banyak pihak. Bahkan terkadang kenaikan harga BBM menimbulkan polemik di masyarakat.
Seperti yang terjadi belum lama ini, Presiden Joko Widodo resmi mengumumkan kenaikan beberapa harga BBM subsidi pada 3 September 20222 lalu.
Kenaikan itu terjadi pada harga Pertalite yang sebelumnya dijual Rp7.650 per liter kini menjadi Rp10 ribu per liter. Kemudian Pertamax yang semula Rp12.500 hingga Rp13 ribu per liter menjadi Rp14.500 per liter. Terakhir Solar yang semula dijual Rp5.150 kini menjadi Rp6.800 per liter.
Menilik sejarah, kenaikan ataupun penurunan harga BBM ini sejatinya telah terjadi sejak era Orde lama yaitu pada masa pemerintahan Soekarno. Hanya Presiden BJ Habibie lah yang tidak pernah menaikkan harga BBM.
Adapun alasan kenaikan harga BBM umumnya yaitu risiko meningkatnya beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) apabila pemerintah terus menahan untuk tidak menaikkan harga BBM.
Lantas bagaimana jejak harga BBM dari masa ke masa? Berikut ulasannya
1. Soekarno
Kenaikan harga BBM pertama kali terjadi pada masa pemerintahan Soekarno. Presiden pertama RI itu diketahui telah menaikkan harga BBM sebanyak 2 kali yakni pada 3 November 1965 menaikkan harga Premium menjadi Rp0,3 dan solar Rp0,2.
Kemudian dua bulan setelahnya, pada 3 Januari 1966, pemerintah kembali menaikkan harga BBM premium menjadi Rp1,00 dan solar Rp0,80. Kemudian, pada 27 Januari 1966, pemerintah melalukan penyesuaian harga BBM premium yang diturunkan menjadi Rp0,5 dan solar menjadi Rp0,4. Kenaikan harga BBM pada masa ini sebesar 66 persen.
2. Soeharto
Kenaikan BBM juga dilakukan pada era pemerintahan Soeharto sebanyak 3 kali. Diawali pada 1980, harga BBM Premium naik menjadi Rp150 per liter dan Solar Rp52,5. Kemudian pada 1993, Premium naik menjadi Rp700 per liter, sedangkan Solar naik jadi Rp380. Hingga pada 1998, Premium naik menjadi Rp 1.200 dan Solar Rp 600. Pada masa pemerintahan Soeharto, harga BBM naik 7 kali lipat atau setara 700 persen.
3. BJ Habibie
Berbeda dengan masa pemerintahan sebelumnya, masa kepresidenan BJ Habibie justru tak ada kenaikan, melainkan penurunan harga. Presiden Habibie diketahui menurunkan harga BBM Premium yang semula Rp1.200 menjadi Rp1.000 per liter. Penurunan harga tersebut sebesar 16 persen. Adapun masa pemerintahan Bj Habibie juga terbilang cukup singkat yaitu sejak 21 Mei 1998 hingga 20 Oktober 1999.
4. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
Di masa kepemimpinan Abdurrahmah Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur, harga BBM kembali melonjak pada 1 Oktober 2000 menjadi Rp1.150 per liter untuk jenis Premium dan Rp600 untuk Solar. Kemudian 1 Juli 2001 Premium naik Rp1.450 sedangkan Solar Rp1.250. Kenaikan di era Gus Dur ini terhitung sebesar 26 persen.
Pada era Gus Dur juga BBM jenis Pertamax pertama kali dihadirkan. Dikutip dari situs resmi Pertamina, Pertamax pertama kali diluncurkan pada 10 Desember 1999.
Berdasarkan Peraturan Menteri ESDM Nomor 21 tahun 2018, Pertamax menjadi jenis BBM yang harga jualnya ditentukan oleh badan usaha.
5. Megawati Soekarno Putri
Selama masa kepemimpinan Presiden Megawati, harga BBM naik sebanyak 2 kali. Pertama terjadi pada 2002, dari harga Rp1.450 menjadi Rp1.550 per liter. Kemudian di awal Januari 2003, harga naik menjadi Rp 1.810 per liter. Kenaikan itu dikarenakan harga minyak dunia mengalami kenaikan sebesar 108,3 persen dari USD 24 di 2001 menjadi 50 dolar AS per barel di 2004.

6. Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
Selama dua periode masa kepemimpinannya, Presiden SBY menaikan dan menurunkan harga BBM sebanyak 3 kali. Pada tahun 2003 yang awalnya harga BBM sekitar Rp 1.810, naik pada tahun 2005 menjadi Rp 2.400 sampai Rp 4.500, hingga di tahun 2008 kenaikan harga BBM mencapai angka Rp 6.000.
Kemudian pada tahun 2008 terjadi penurunan harga BBM pada bulan November sampai Desember menjadi harga Rp 5000 sampai Rp 5.500. Sampai di tahun 2009, harga BBM kembali turun di angka Rp 4.500. Namun kenaikan harga BBM terjadi lagi pada tahun 2013, di mana pada waktu itu menyentuh angka Rp 6.500
7. Joko Widodo (Jokowi)
Di masa kepemimpinan presiden Joko Widodo, terjadi kenaikan harga premium dan solar pada 2014. Premium naik Rp8.500, dan solar menjadi Rp7.500. Kemudian pada Januari 2015 harga premium turun menjadi Rp7.600, sedangkan solar turun menjadi Rp7.250. Di bulan yang sama, kembali terjadi penurunan harga BBM, Rp6.600 untuk premium, dan solar menjadi Rp6.400.
Namun, kenaikan harga BBM kembali diumumkan pada bulan Maret 2015, menjadi sekitar Rp7.300 untuk premium dan Rp6.900 untuk solar. Pada tahun 2016, terjadi penurunan harga BBM kembali, di mana harga premium menjadi Rp6.500 dan untuk solar menjadi Rp5.150.
Pada 20 Januari 2018, Jokowi menaikkan harga Pertalite menjadi Rp7.600 per liter. Lalu, pada 24 Maret 2018 harga Pertalite kembali naik menjadi Rp7.800 per liter
Hingga terakhir pada 3 September 2023, harga BBM dinaikan dengan rincian Pertalite yang sebelumnya dijual Rp7.650 per liter menjadi Rp10 ribu per liter. Kemudian Pertamax yang semula Rp12.500 hingga Rp13.000 per liter menjadi Rp14.500 per liter. Terakhir Solar yang semula dijual Rp5.150 menjadi Rp6.800 per liter.
Bisa disimpulkan, pada masa pemerintahan Jokowi lah, kenaikan dan penurunan harga BBM paling banyak terjadi.
Editor: Jeanny Aipassa