Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Menko Zulhas Pastikan RI Setop Impor Garam Akhir 2027
Advertisement . Scroll to see content

Menteri Trenggono Ingatkan Eksportir Perikanan Jangan Nakal Soal Pajak

Senin, 19 April 2021 - 14:45:00 WIB
Menteri Trenggono Ingatkan Eksportir Perikanan Jangan Nakal Soal Pajak
Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono. (Foto: KKP)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mendorong produk-produk perikanan dalam negeri bisa bersaing di pasar global. Sejumlah langkah telah dijalankan KKP di antaranya mempermudah layanan perizinan dan sertifikasi yang menjadi syarat produk perikanan bisa dipasarkan ke luar negeri.

"Kementerian Kelautan dan Perikanan hadir mendukung penuh pelaku usaha perikanan Indonesia agar bisa tumbuh di pasar domestik maupun global. Kita ingin produk-produk yang kita hasilkan unggul di luar negeri," ujar Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, Sabtu (17/4/2021).

Indonesia termasuk dalam jajaran negara pengekspor produk perikanan terbesar di dunia. Total ekspor produk perikanan tahun 2020 mencapai 5,2 miliar dolar AS atau sekitar Rp72,8 triliun dimana 4,84 miliar dolar AS di antaranya berasal dari ikan konsumsi.

Berdasarkan data sementara BPS, nilai ekspor produk perikanan pada Maret 2021 mencapai 476 juta dolar AS atau meningkat 19 persen dibandingkan nilai ekspor produk perikanan Februari 2021 dan meningkat 12 persen apabila dibandingkan nilai ekspor Maret tahun sebelumnya.

Secara kumulatif pada periode Januari-Maret 2021, nilai ekspor produk perikanan mencapai 1,27 miliar dolar AS atau naik 1,4 persen dibanding periode yang sama tahun 2020 dengan surplus neraca perdagangan sebesar 1,14 miliar dolar AS atau naik 0,34 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Pada periode tersebut, negara tujuan ekspor utama adalah Amerika Serikat sebesar 561 juta dolar AS (45 persen terhadap nilai ekspor total), China 171 juta dolar AS (14 persen), Jepang 138 juta dolar AS (11 persen), ASEAN 133 juta dolar AS (10,6 persen), Uni Eropa 62 juta dolar AS (5 persen), dan Timur Tengah 28 juta dolar AS (2 persen). 

Sedangkan komoditas ekspor utamanya meliputi Udang sebesar 527 juta dolar AS (42 persen terhadap nilai ekspor total), Tuna-Cakalang-Tongkol 169 juta dolar AS (13 persen), Cumi-Sotong-Gurita 128 juta dolar AS (10 persen), Rajungan-Kepiting 103 juta dolar AS (8 persen), Rumput Laut 64 juta dolar AS (5 persen), dan Layur 22 juta dolar AS (2 persen).

Menteri Trenggono menjelaskan, angka-angka itu menujukkan bahwa industri perikanan khususnya yang berorientasi ekspor berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Apalagi di masa pandemi Covid-19, ekspor perikanan justru menunjukkan trend positif.

"Sektor perikanan ini tidak hanya menghasilkan devisa bagi negara, tapi juga menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat yang selama ini menggantungkan hidup dari hasil perikanan. Di samping itu sektor ini menyerap banyak tenaga kerja," ujarnya.

Sejalan dengan itu, Menteri Trenggono mengimbau eksportir perikanan untuk mengikuti aturan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, baik itu soal pajak hingga jaminan sosial bagi anak buah kapal perikanan.

"Saya berharap kepercayaan dan dukungan penuh dari pemerintah ini tidak disalahartikan dengan melanggar aturan-aturan yang ada. Dengan melaporkan harga jual yang lebih rendah dibanding harga jual sebenar nya yang bertujuan untuk mengurangi pajak, mengambil ikannya tidak bayar Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), kemudian pajak penjualannya direndahkan, itu namanya tidak ada bela negaranya," ucapnya.

Dia memastikan kementeriannya tidak akan memberi toleransi kepada eksportir yang kedapatan melanggar aturan hukum maupun aturan administratif. Dia ingin iklim usaha di sektor perikanan berlangsung secara sehat, baik untuk kelangsungan industri, pemerintahan, juga para pekerja di dalamnya.

Untuk sektor perikanan tangkap, KKP di bawah komando Menteri Trenggono telah memiliki program terobosan yaitu peningkatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari subsektor perikanan tangkap. 

Melalui program terobosan ini, Menteri Trenggono ingin wajah perikanan tangkap Indonesia menjadi lebih modern dan ramah lingkungan. Baik dari sisi infrastruktur pelabuhan, navigasi kapal, hingga alat tangkap yang dipakai. Selain itu, program ini juga untuk menunjang peningkatan kesejahteraan nelayan.

Editor: Rahmat Fiansyah

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut