Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Perang Dagang AS-China Makin Panas, Trump Setop Impor Minyak Goreng
Advertisement . Scroll to see content

Minyak Goreng Kemasan Kembali Penuhi Rak Ritel Modern, Ibu-Ibu Enggan Beli

Jumat, 18 Maret 2022 - 15:36:00 WIB
 Minyak Goreng Kemasan Kembali Penuhi Rak Ritel Modern, Ibu-Ibu Enggan Beli
Minyak goreng kemasan kembali memenuhi rak ritel moderen setelah pemerintah mencabut harga eceran tertinggi (HET). (Foto: MPI/Advenia Elisabeth)
Advertisement . Scroll to see content

BEKASI, iNews.id - Minyak goreng kemasan kembali memenuhi rak ritel modern setelah pemerintah mencabut harga eceran tertinggi (HET). Meski demikian, ibu-ibu rumah tangga enggan membeli minyak goreng kemasan yang kini berlimpah stoknya. 

Berdasarkan pantauan MNC Portal di Naga Swalayan, Tambun, Bekasi, Jumat (18/3/2022), minyak goreng kemasan tersusun rapih dengan label harga baru yakni di kisaran Rp 44.750-49.500 per 2 liter (tergantung merek). 

Untuk merek Bimoli ukuran 2 liter dijual seharga Rp 49.500, Sunco Rp 46.900, Kunci Mas Rp 44.750, dan Tropical Rp 47.500. 

Yang berbeda dari situasi saat ini, rak penyimpanan minyak goreng kemasan dijauhi oleh ibu-ibu. Padahal dulu saat HET minyak goreng kemasan diberlakukan sebesar Rp14.000 per liter, ibu-ibu selalu membeli bahkan sampai antre. 

Salah satu pembeli yang bertolak dari rak penyimpanan minyak goreng di Naga Swalayan adalah Sofia (52). Kepada MNC Portal ia mengaku tak jadi membeli minyak goreng lantaran harganya yang mahal diluar perkiraannya. 

"Enggak jadi. Mahal, enggak sesuai. Biasanya saya beli Sunco, Bimoli, Kunci Mas. Kemarin saya kesini harganya sekitaran Rp39.000 (ukuran 2 liter), sekarang udah Rp44.700," ujar Sofia, saat dihampiri MNC Portal. 

Dia mengungkapkan, sebelumnya telah berencana membeli beberapa minyak goreng kemasan. Namun mengurungkan niatnya setelah melihat harga yang melonjak. "Saya kira harganya masih sama. Makaya saya datang sama teman saya mau borong, eh malah mahal," kata Sofia. 

Pemerintah memutuskan mencabut HET minyak goreng kemasan karena hasil evaluasi menunjukkan semenjak HET diterapkan terjadi kelangkaan minyak goreng kemasan di pasaran. 

Selain itu, pemerintah memutuskan hanya memberi subsidi untuk minyak goreng curah, yang lebih dibutuhkan masyarakat kelas menengah ke bawah. 

Menurut Sofia, kebijakan yang dilakukan pemerintah sudah tepat karena kini minyak goreng kemasan sudah tidak langka. Sofia poun mengakui saat HET diterapkan, stok minyak goreng kemasan di ritel modern selalu kosong.  

"Kalau saya pribadi mending begini, barangnya ada. Mahal wnggak papa. Tapi jangan mahal banget. Kalau kemarin pas harganya Rp28.000, susah dapetnya. Udah ngantre jam 6 pagi besok jam 6 pagi lagi. Tetap aja enggak dapet," ungkap Sofia. 

Sementara itu, terkait kebijakan pemerintah yang baru yakni memberikan subsidi minyak goreng curah seharga Rp14.000 per liter, Sofia menilai hal itu untuk membantu masyarakat kelas bawah. Mengingat kondisi ekonomi masyarakat tengah gonjang ganjing ditengah pandemi dan tingginya harga-harga komoditas lainnya. 

"Itu sudah bagus. Kan jadi bisa dimanfaatkan sama pedagang kaki lima, kasian. Kalau untuk orang kelas menengah ke atas, mereka kan bisa beli yang kemasan. Itu pun nggak seberapa mereka butuhnya. Kalau pedagang kaki lima pasti kan butuhnya banyak jadi dengan minyak curah yang disubsidi bisa membantu mereka," tutur Sofia. 

Editor: Jeanny Aipassa

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut