Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Pria Muslim yang Cegah Penembakan Komunitas Yahudi di Australia Dapat Sumbangan Rp27 Miliar
Advertisement . Scroll to see content

Neraca Dagang RI Masih Tekor dari China, Australia dan Singapura, Ini Rinciannya

Selasa, 17 September 2024 - 14:35:00 WIB
Neraca Dagang RI Masih Tekor dari China, Australia dan Singapura, Ini Rinciannya
ilustrasi neraca perdagangan (Foto: ist)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Neraca perdagangan Indonesia masih mengalami defisit dengan tiga negara mitra dagang utama, seperti China, Australia dan Singapura. Menurut Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini, defisit dagang terbesar terjadi dengan China sebesar 1,10 miliar dolar AS.

"Defisit dengan Tiongkok ini didorong oleh komoditas mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya atau HS84, kemudian mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya atau HS85 serta kendaraan dan bagiannya HS87," kata dia dalam keterangan resminya, Selasa (17/9/2024).

Pudji menjelaskan, defisit terbesar kedua terjadi dengan Australia, yakni mencapai 0,55 miliar dolar AS pada komoditas logam mulia dan perhiasan atau permata atau HS71, kemudian bahan bakar mineral atau HS27 serta bijih logam, terak dan abu atau HS26. 

Lalu, defisit ketiga dengan Singapura sebesar 0,31 miliar dolar AS pada komoditas bahan kimia organik atau HS29, kemudian mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya atau HS85 serta plastik dan barang dari plastik atau HS39. 

Meskipun begitu, neraca dagang Indonesia pada Agustus 2024 ini masih mengalami surplus dengan tiga negara di antaranya, Amerika Serikat, India dan Filipina.

Pudji menjelaskan, komoditas penyumbang surplus terbesar dengan Amerika Serikat didorong oleh komoditas mesin dan perlengkapan elektrik serta bagiannya atau H85 kemudian pakaian dan aksesoris atau rajutan HS61 serta alas kaki atau HS64. 

Kemudian dengan india, surplus terbesar adalah komoditas bahan bakar mineral atau HS27 kemudian minyak hewan nabati atau HS15 serta besi dan baja atau HS72.

"Berikutnya dengan Filipina surplus terbesar ada pada komoditas bahan bakar mineral atau HS27 kemudian kendaraan dan bagiannya atau HS87 serta lemak dan minyak hewani atau nabati HS15," kata Pudji.

Editor: Puti Aini Yasmin

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut