Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Kekayaan Elon Musk Anjlok setelah Tesla Menyetujui Paket Gaji Rp16.000 Triliun
Advertisement . Scroll to see content

Orang Terkaya di Asia Kehilangan Aset Rp763,944 Triliun dalam 2 Hari, Ini Penyebabnya

Sabtu, 28 Januari 2023 - 06:43:00 WIB
Orang Terkaya di Asia Kehilangan Aset Rp763,944 Triliun dalam 2 Hari, Ini Penyebabnya
Gautam Adani, orang terkaya di Asia asal India. Foto: Reuters
Advertisement . Scroll to see content

NEW DELHI, iNews.id - Orang terkaya di Asia, Gautam Adani, diperkirakan kehilangan Aset sebesar 51 miliar dolar AS atau setara Rp763,944 triliun dalam 2 hari terakhir. 

Hal itu terjadi setelah perusahaan investasi New York, Hindenburg Research, menuding Adani melalui beberapa anak usaha Adani Group, seperti Adani Enterprises, melakukan pencucian uang dan rekayasa akuntasi. Adani Enterprises merupakan anak usaha Adani Group yang bergerak di bidang pertambangan.

Pada Rabu (25/1/2022), Hidenburg Research merilis laporan dugaan praktik ilegal pencucian uang dan rekayasa akuntansi yang dilakukan Adani Enterprises, dengan dukungan anggota keluarga melalui beberapa perusahaan di Karibia, Mauritius, dan Uni Emirat Arab. 

"Kami telah menemukan bukti penipuan akuntansi, manipulasi saham, dan pencucian uang di Adani, yang terjadi selama beberapa dekade. Adani telah melakukan prestasi besar ini dengan bantuan para pendukung di pemerintahan dan industri rumahan dari perusahaan internasional yang memfasilitasi kegiatan ini," bunyi laporan Hidenburg Research, seperti dikutip Bloomberg, Jumat (27/1/2023). 

Disebutkan, Adani Enterprises telah menjadi fokus dari 4 investigasi penipuan besar pemerintah yang diduga melakukan pencucian uang, pencurian dana pembayar pajak, dan korupsi, senilai 17 miliar dolar AS atau sekitar Rp254,648 triliun.

"Anggota keluarga Adani diduga bekerja sama untuk membuat entitas perusahaan di Mauritius, UEA, dan Kepulauan Karibia, menghasilkan dokumen impor/ekspor palsu dalam upaya nyata untuk menghasilkan omzet palsu atau tidak sah, dan untuk menyedot uang dari perusahaan yang terdaftar," sebut Hidenburg Research. 

Adani Enterprises menanggapi laporan itu dalam dua pernyataan terpisah, yang membantah semua tuduhan dan mengancam akan menggunakan proses hukum..

"Laporan itu adalah kombinasi jahat dari informasi yang salah dan tuduhan basi, tidak berdasar dan mendiskreditkan yang telah diuji dan ditolak oleh pengadilan tertinggi India," kata Jugeshinder Singh, kepala keuangan Adani Group, dalam pernyataan pada 25 Januari 2023.

Meski demikian, bantahan Adani Enterprises tak mampu meredam tekanan terhadap saham perusahaan. Dalam dua hari terakhir, Adani Enterprises telah kehilangan kapitalisasi pasar sebesar 51 miliar dolar AS. 

Bloomberg melaporkan, saham Adani Enterprises kehilangan hampir seperlima (lebih dari 19 persen) nilainya pada perdagangan Jumat (27/1/2023). Unit perusahaan, seperti Adani Green Energy dan Adani Total Gas anjlok 20 persen, melampaui batas harian yang diperbolehkan. 

Selain itu, Adani Power kehilangan kapitalisasi pasar sebesar 5 persen. Harga saham Adani Port juga turun 13,8 persen dan Adani Transmission turun 19,47 persen.

Tekanan terhadap saham perusahaan-perusahaan milik Adani tersebut juga memengaruhi jumlah kekayaannya. Menurut Bloomberg, kekayaan Adani diperkirakan turun menjadi 93 miliar dolar AS. Adani diperkirakan kehilangan sekitar 26 miliar dolar AS kekayaannya sejak rilis laporan Hindenburg.

Editor: Jeanny Aipassa

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut