Pamerkan Kemenyan, Paviliun Indonesia Tarik 32.000 Pengunjung di Expo 2020 Dubai
JAKARTA, iNews.id - Paviliun Indonesia berhasil menarik minat para pengunjung World Expo 2020 Dubai, Uni Emirat Arab (UEA). Selama 10 hari berlangsung, Paviliun Indonesia yang antara lain memarken kemenyan, telah menarik 32.000 pengunjung di World Expo 2020 Dubai.
Sebagai informasi, setiap minggunya Paviliun Indonesia menampilkan tema yang berbeda-beda oleh Lembaga Pemerintahan terkait. Pada minggu kedua, yakni 8-14 Oktober 2021, potensi yang ditampilkan adalah potensi bisnis hasil hutan Indonesia.
Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Alue Dohong, mengatakan keikutsertaan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) pada World Expo 2020 Dubai adalah untuk menunjukkan pada dunia tentang prestasi dan kemajuan Indonesia di bidang industri, teknologi, lingkungan hidup dan kehutanan.
“Hal ini dapat dilihat dari hasil hutan bukan kayu, hasil hutan kayu olahan, hingga produk yang dihasilkan oleh masyarakat sekitar hutan. Indonesia juga memiliki keunggulan komparatif dibandingkan negara lain dalam hal produktivitas bahan baku dan hal ini dapat menjadi potensi ekspor yang luar biasa,” ujar Alue dalam keterangan yang diterima MNC Portal Indonesia, Senin (11/10/2021).
Dia menjelaskan, dalam pegelaran World Expo 2020 Dubai, Kementerian LHK membawa empat produk yang mewakili produk-produk terbaik Indonesia. Mulai dari hasil hutan bukan kayu (HHBK), hasil hutan kayu olahan, dan produk masyarakat sekitar hutan.
“Produk hutan bukan kayu memiliki potensi pengembangan dan pemanfaatan yang menjanjikan. Salah satunya adalah mengurangi penebangan pohon guna mengambil produk kayu hutan. Setidaknya terdapat 565 hasil hutan bukan kayu yang berpotensi untuk dimanfaatkan,” kata Alue.
Beberapa HHBK yang ditampilkan di Paviliun Indonesia adalah komoditas rotan, kemenyan, hingga madu. Dimana industri fesyen saat ini memiliki minat yang besar pada anyaman rotan, khususnya rotan Kalimantan.
Alue menjelaskan, alasan Kementerian LHK memamerkan kemenyan dalam World Expo 2020 Dubai, karena kini kemenyan banyak digemari oleh masyarakat luas termasuk di luar negeri, lantaran memiliki aroma yang wangi dan lembut, serta tidak mengandung alkohol.
Sedangkan, produk hasil kayu olahan yang dibawa ke Paviliun Indonesia salah satunya adalah radio kayu tropis. Olahan kayu ini diproduksi dari pohon yang tumbuh di Indonesia, mulai dari pinus, mahoni, hingga sonokeling.
“Ketiga pohon tersebut ternyata dapat menghasilkan resonansi suara yang sangat baik. Dengan desain yang antik, ternyata radio buatan daerah Temanggung, Jawa Tengah ini, berhasil menembus pasar global hingga mendapatkan berbagai penghargaan internasional,” ungkap Alue.
Di sisi lain, Indonesia juga menampilkan produk yang dapat mengatasi permasalahan sampah plastik yang telah menjadi masalah di seluruh dunia. Salah satunya, UMKM di Bangka Belitung yang memanfaatkan tanaman purun danau sebagai alternatif produk sedotan plastik.
“Sedotan purun danau merupakan sedotan sekali pakai yang tidak bisa dicuci seperti sedotan dari bambu. Meskipun sekali pakai, sedotan ini tidak akan mencemari lingkungan karena dapat hancur dan terurai dengan sendirinya, bahkan hanya cukup memakan waktu satu minggu untuk terurai dengan tanah,” tutur Alue.
Terakhir, produk masyarakat sekitar hutan yang turut ditampilkan pada pameran global tersebut adalah kacang kenari dari Pulau Makian, Maluku Utara, di mana hasil alam ini termasuk produk HHBK.
“Kacang kenari Makian disebut-sebut dapat memberikan kontribusi yang besar bagi perekonomian negara di sektor kehutanan. Memiliki kemiripan dengan kacang almond yang harganya cenderung mahal, dan telah menembus Pasar Global,” ujar Alue.
Dia menambahkan, komoditas kopi juga turut andil dalam rolling exhibition. Salah satunya kopi liberika yang ditanam di lahan gambut. Jenis kopi ini dapat memberikan cita rasa yang unik di mana aromanya seperti aroma buah nangka dengan rasa asamnya yang kuat.
Editor: Jeanny Aipassa