Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Sandiaga Uno Tingkatkan Omzet Usaha hingga Rp33 Juta dalam 2 Hari, Begini Caranya
Advertisement . Scroll to see content

Pedagang Pakaian di Pasar Tanah Abang Curhat Omzetnya Turun pada Ramadhan 2023

Kamis, 20 April 2023 - 15:34:00 WIB
Pedagang Pakaian di Pasar Tanah Abang Curhat Omzetnya Turun pada Ramadhan 2023
Pedagang pakaian di Pasar Tanah Abang, Jakarta, mengaku omzetnya menurun pada Ramadhan tahun ini. (Foto: Advenia Elisabeth)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Pedagang pakaian di Pasar Tanah Abang, Jakarta, mengaku omzetnya menurun pada Ramadhan tahun ini. Penurunannya pun mencapai 50 persen dibanding Ramadhan 2022.

Berdasarkan pantauan iNews.id di lokasi, kondisi Pasar Tanah Abang hari ini terlihat sepi. Masyarakat yang datang tidak banyak yang menenteng barang belanjaan dalam jumlah banyak. 

Salah satu pedagang pakaian, Vina menuturkan, omzetnya turun 50 persen, yang mana pada Ramadhan tahun lalu bisa mencapai Rp15 juta per hari, namun di momen Ramadhan tahun ini hanya mampu meraup pendapatan Rp7 juta-Rp8 juta per harinya. 

"Turun, lebih banyak tahun lalu. Kalau tahun lalu itu bisa dapat Rp 15 juta, kalau sekarang cuma dapat Rp7 juta-Rp8 juta per hari," ujar Vina kepada iNews.id, Kamis (20/4/2023).

Vina menambahkan, penurunan pembeli tahun ini diperkirakan karena imbas dari aturan mudik yang sudah tidak ada pembatasan seperti tahun lalu. Sehingga masyarakat lebih memilih mengeluarkan uang untuk keperluan mudik dibandingkan belanja keperluan Lebaran. 

Dia menuturkan, pembeli di Pasar Tanah Abang lebih didominasi orang perantau dibandingkan orang lokal. Maka dari itu, karena tahun ini perantau banyak yang mudik, pembeli Pasar Tanah Abang jadi menurun. 

"Tahun ini lebih sepi daripada lebaran tahun lalu. Karena tahun lalu itu banyak orang daerah yang belanja. Kaya misalnya dari Makasar, Medan. Kalau sekarang jarang. Kebanyakan yang beli orang sini," tuturnya.

"Daya beli masyarakatnya turun. Mungkin karena banyak yang mudik. Jadi uangnya dipake buat mudik. Kalau dulu kan masih ada aturan mudik, jadi nggak semuanya mudik. Makanya sebagian dari mereka uangnya untuk belanja," sambungnya. 

Hal senada juga dikatakan Sahrul. Pedagang baju koko itu menyebut bahwa tahun ini pendapatannya menurun. Dia hanya bisa meraup banyak keuntungan saat sebelum bulan Ramadhan, sedangkan saat Ramadhan pembeli menurun. 

Adapun sebelum Ramadhan dia bisa mengantongi pendapatan Rp15 juta per hari, namun kini saat momen bulan puasa hanya bisa mengantongi Rp10 juta per hari. 

"Untuk omzet sebelum puasa itu seharinya Rp15 juta, semenjak puasa untuk hari-hari biasa Rp10 juta. Kalau weekend bisa lebih tapi nggak banyak juga. Dibanding tahun lalu lebih enakan tahun lalu, enggak tau kenapa, atau karena isu resesi itu, makanya daya beli masyarakatnya turun," ucap Sahrul. 

Dia juga menyebut bahwa pembeli di tokomya biasanya didominasi oleh perantau. Namun, karena tahun ini banyak yang memilih mudik, jadi para perantau tersebut mengurungkan niatnya untik berbelanja. 

"Sebelum puasa pembeli kebanyakan orang daerah, kaya dari Manado, Makasar, Sumatera. Biasanya mereka beli borongan," katanya.

Editor: Aditya Pratama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut