Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Garuda Indonesia Dapat Suntikan Modal Rp6,65 Triliun dari Danantara, untuk Apa Saja?
Advertisement . Scroll to see content

Pelita Air Hingga Citilink Dipastikan Jadi Anggota Holding BUMN Aviata

Senin, 13 Desember 2021 - 18:30:00 WIB
Pelita Air Hingga Citilink Dipastikan Jadi Anggota Holding BUMN Aviata
Konsolidasi industri penerbangan pelat merah ke dalam Holding Aviasi dan Pariwisata atau InJourney (Aviata). (Foto: MPI/Suparjo Ramalan)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - Direktur Utama PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero), Dony Oskaria, memastikan sejumlah maskapai penerbangan pelat merah akan dimasukan ke dalam Holding BUMN Aviasi dan Pariwisata atau InJourney (Aviata).

Adapun maskapai pelat merah yang dimaksud adalah PT Garuda Indonesia Tbk, PT Citilink Indonesia, dan PT Pelita Air Service (PAS). Dony menyebut, proses konsolidasi industri penerbangan pelat merah dalam satu payung holding sesuai arahan Kementerian BUMN selaku pemegang saham. 

"Semua prinsip Kementerian BUMN itu kan sangat jelas, mengkonsolidasikan seluruh industri yang sama. Industri aviasi, airport, dan lain-lain. jangan lihat perusahaannya. Begitu juga hotel kan, ownership-nya kan banyak, Pertamina, Adhi Karya, dan lain-lain, tapi kita lihat core bisnis kan hotel. Ini yang disatukan, apapun yang berhubungan dengan itu, pasti akan masuk," ujar Dony saat ditemui di kawasan Hotel Sari Pacific, Senin (13/12/2021).

Dia menjelaskan, proses Inbreng akan dilakukan secara bersamaan. Saat ini proses administrasi dan keuangan perusahaan-perusahaan pelat merah itu tengah digodok. 

Khusus Garuda Indonesia, lanjut Dony, akan menjadi anggota holding setelah restrukturisasi utang selesai. Menurutnya, kontraksi keuangan dan utang emiten dengan kode saham GIAA itu akan memberikan dampak buruk bagi anggota holding lain, bila pemegang saham memaksakan diri memasukan Garuda sebagai anggota InJourney saat ini. 

Dampak buruk yang dimaksud Dony adalah mendilusi atau mengurangi aset-aset yang tercatat sehat. "Financial ada alasan tidak digabung karena tadi akan mendilusi atau menghilangkan keseluruhan aset-aset yang ada di InJourney karena negatif cukup besar," ungkap dia. 

Saat ini, pemegang saham dan manajemen  Aviasi Pariwisata Indonesia sebagai induk holding masih menunggu proses restrukturisasi utang Garuda Indonesia. Harapannya, proses tersebut rampung pada 2023 mendatang. 

Setelah proses restrukturisasi utang berjalan baik dan mendapat persetujuan lessor hingga kreditur, barulah maskapai penerbangan pelat merah itu dimasukan sebagai anggota holding.

"Karena itu, mereka menunggu proses restrukturisasi baru itu dimasukkan secara finansial karena dalam Holding Aviasi. Tetapi, itu dalam proses klaster, kita berada dalam satu klaster, proses kerja sama dan lain-lainnya tentu kita sudah melakukan secara bersama-sama, tetapi secara finansial kita melihat bahwa secara finansial ada alasan tidak digabung," kata dia. 

Saat ini, perusahaan pelat merah yang sudah menjadi anggota holding diantaranya PT Angkasa Pura I (Persero), PT Angkasa Pura II (Persero), PT Hotel Indonesia Natour (Persero), PT Taman Wisata Candi Borobudur Prambanan dan Ratu Boko (Persero), PT Sarinah (Persero)

Editor: Jeanny Aipassa

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut