Pemerintah Tambah 10 Persen Saham di Freeport, MIND ID Tuai Untung
JAKARTA, iNews.id - Holding BUMN Pertambangan atau MIND ID menuai keuntungan dari upaya pemerintah menambah 10 persen kepemilikan saham di PT Freeport Indonesia (PTFI).
Aksi korporasi itu membuat MIND ID tetap menjadi pemegang saham mayoritas PTFI dengan kepemilikan 51 persen, sedangkan 49 persen saham dimiliki Freeport McMoRan (FCX).
Direktur Utama MIND, Hendi Prio Santoso, mengatakan dengan menjadi pemegang saham mayoritas, pemerintah melalui MIND ID bisa melakukan negosiasi terkait investor rights agreement (IRA) agar dapat mengkonsolidasikan keuangan dan operasional PTFI.
Saat ini, lanjutnya, keuangan dan pengaturan operasional PTFI masih dipegang Freeport McMoran dan belum terkonsolidasi ke Holding BUMN Tambang.
"Wacana pemerintah untuk menambah kepemilikan saham di PTFI adalah wacana yang baik dan MIND ID siap untuk menjalankan akuisisi sesuai arahan pemerintah," ungkap Hendi saat sesi wawancara dengan MNC Portal, Jumat (26/5/2023).
Hendi menyampaikan, ada keuntungan signifikan yang didapatkan ketika keuangan dan operasional PTFI diintegrasikan dengan MIND ID.
Keuntungan yang dimaksud diantaranya memperbesar keuntungan melalui tambahan jumlah dividen yang nantinya diterima pemerintah. Sepanjang Tahun Buku 2022, PTFI telah menyumbang dividen sebesar Rp8,6 triliun.
Lalu, Freeport akan mendapatkan dana tambahan untuk melakukan capex investment, di mana penambahan capex akan meningkatkan produksi PTFI.
Hendi mengungkapkan, penambahan dana menjadi peluang bagi Indonesia mempercepat penguasaan teknologi and knowledge acquisition. Sehingga ke depan akan semakin banyak sumber daya manusia (SDM) di Indonesia yang dapat mengelola pertambanga.
"Selanjutnya MIND ID akan menyampaikan kepada FCX untuk dapat terlibat dalam aspek perencanaan penambangan melalui pembentukan Grup Perencanaan Strategis di Internal MIND ID," kata Hendi.
Di sisi lain, PTFI akan mendapatkan dana tambahan untuk melakukan capex investment hingga pengembangan sektor tambang baru. Mengingat potensi cadangan bijih yang bisa ditambang mencapai 72 persen.
"Jadi dampak dari rencana perpanjangan kontrak penambangam oleh PT Freeport Indonesia ini sangat besar dampaknya, dengan proyeksi izin sampai 2041 ada 1,7 miliar ton yang siap untuk diproduksi," kata Hendi.
Kedepannya PTFI juga akan fokus pada pengembangan bisnis hilirisasi, hal ini dibuktikan dengan upaya percepatan pembangunan Smelter Tembaga di Manyar Gresik yang hingga Maret mencapai 61,5 persen.
Editor: Jeanny Aipassa