Pemerintah Targetkan Penggunaan Kendaraan Listrik Capai 15 Juta Unit di 2030, 10 Persen dari Populasi
BANDUNG, iNews.id - Pemerintah menargetkan penggunaan kendaraan listrik mencapai sekitar 15 juta unit pada tahun 2030 mendatang. Untuk mendorong hal ini, pemerintah telah memberikan insentif bagi konsumen mobil maupun motor listrik.
Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves), Rachmat Kaimuddin menuturkan, pemerintah telah menciptakan insentif untuk mendorong pengembangan industri kendaraan listrik, salah satunya melalui program bantuan dengan insentif Rp7 juta/orang untuk setiap unit kendaraan motor.
Sementara menurutnya, untuk adopsi mobil dan bus listrik terdapat pengurangan PPn dari 11 persen menjadi 1 persen.
“Target pemerintah tahun 2030, ada dua juta mobil dan ada 13 juta motor listrik sehingga sudah 10 persen populasi, itu target kita. Dengan 10 persen itu diharapkan sudah mulai masuk ranah mainstream. Kita akan secara tidak langsung mengurangi impor BBM, dan subsidi BBM. Saat ini sudah ada 15 merek motor listrik dengan TKDN 40% yang diproduksi di Indonesia,” kata Rachmat di Bandung, Selasa (7/11/2023).
Rachmat menambahkan, sejak ratifikasi Paris Agreement tahun 2016, perkembangan kendaraan listrik global naik setiap tahunnya, seperti pada tahun 2022 yang naik menjadi 14 persen. Di regional, saingan terbesar Indonesia adalah Thailand yang pasar kendaraan listriknya telah mencapai 8 persen pada tahun 2023.
“Indonesia perlu mengantisipasi, jangan sampai nanti industrinya terbentuk di Thailand besar, Indonesia tidak, terus nanti saat pasar sudah fokus di kendaraan listrik, jangan sampai semua kendaraan listrik kita buatan Thailand,” tuturnya.
Menurutnya, pengembangan industri Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) merupakan bagian dari upaya transisi energi yaitu dengan mentransformasi industri dan menjaga lingkungan. Rachmat menuturkan, pasar otomotif Indonesia merupakan yang terbesar di ASEAN.
“Industri ini merupakan sektor yang penting untuk Indonesia. Dampak ekonominya juga sangat luas karena kita bukan hanya konsumen tapi juga produsen. Namun, kita juga harus melihat trend dunia yang mulai beralih ke kendaraan listrik,” katanya.
Mengenai hal tersebut, Partnership Manager National Center for Sustainable Transportation Technology (NCCT) Bentang Arief Budiman menyampaikan perlunya kolaborasi multipihak untuk mendorong akselerasi kendaraan listrik.
“Akademisi dan industri harus berkolaborasi, mulai dari pengembangan teknologi, lalu pengembangan pengetahuan, dan juga bisnis. Kolaborasi setiap sektor tersebut untuk bersama mentransformasi apa yang telah dikembangkan secara keilmuan sehingga menjadi produk yang dapat bermanfaat bagi masyarakat,” tuturnya.
Editor: Aditya Pratama