Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Proposal Damai Perang Ukraina Untungkan Rusia, Amerika Bantah Isinya Wish Lists Moskow
Advertisement . Scroll to see content

Pemilik Yandex Jual Aset Senilai Rp82 Triliun untuk Keluar dari Rusia

Selasa, 06 Februari 2024 - 07:28:00 WIB
Pemilik Yandex Jual Aset Senilai Rp82 Triliun untuk Keluar dari Rusia
Yandex NV mencapai kesepakatan senilai Rp82,19 triliun untuk menjual aset di Rusia kepada sekelompok investor di negara tersebut. (Foto: Reuters)
Advertisement . Scroll to see content

LONDON, iNews.id - Yandex NV mencapai kesepakatan senilai 475 miliar rubel (5,21 miliar dolar AS) atau setara Rp82,19 triliun untuk menjual apa yang dijuluki "Google Rusia" kepada sekelompok investor di Negara Beruang Merah. Ini menandai keluarnya perusahaan terbesar dari negara tersebut sejak Moskow menginvasi Ukraina hampir dua tahun lalu.

Mengutip Reuters, kesepakatan yang direkayasa Kremlin ini akan membuat perusahaan teknologi terbesar Rusia itu sepenuhnya berada di bawah kepemilikan negara, termasuk dana yang pada akhirnya dimiliki oleh perusahaan minyak besar Lukoil, dan memperkuat keluarnya Yandex dari lingkaran teknologi Barat.

Pernah dipandang sebagai salah satu dari sedikit perusahaan Rusia yang berpotensi menjadi bisnis global, Yandex yang terdaftar di Nasdaq telah mengembangkan layanan online terkemuka, termasuk pencarian, periklanan, dan layanan pemesanan kendaraan di Rusia.

Salah satu pendiri Yandex, Arkady Volozh yang pindah dari Rusia ke Israel pada tahun 2014 mengecam invasi Rusia ke Ukraina sebagai tindakan yang biadab pada bulan Agustus, sehingga menyebabkan beberapa orang di Kremlin mendorong nasionalisasi Yandex, menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Namun pada akhirnya, ketakutan akan hilangnya teknologi membantu mencegah prospek tersebut dan mengakibatkan kesepakatan yang rumit, di mana bisnis Yandex yang menyumbang lebih dari 95 persen pendapatan akan tetap berada di Rusia dan berada di bawah kendali Moskow.

Kremlin, yang menyambut baik kesepakatan tersebut, telah melakukan negosiasi dengan Yandex selama sekitar 18 bulan untuk mencoba memisahkan bisnis di Rusia dari Yandex NV, induknya yang bermarkas di Belanda.

Selama ini, Yandex selalu berusaha untuk menampilkan dirinya sebagai perusahaan yang bebas dari pengaruh Kremlin, sebuah tugas yang menjadi lebih menantang karena perusahaan tersebut telah menjadi aset nasional yang strategis.

Kesepakatan akuisisi tersebut menghitung kapitalisasi pasar Yandex sebesar 10,2 miliar dolar AS, berdasarkan rata-rata tertimbang tiga bulan untuk sahamnya di Moscow Exchange. Pada akhir tahun 2021, sebelum invasi Rusia, nilai pasar Yandex telah mendekati 30 miliar dolar AS.

Yandex NV menyebut, harga jual asetnya di Rusia mencerminkan diskon wajib minimal 50 persen terhadap nilai wajar. Pemerintah Rusia harus menyetujui kesepakatan yang melibatkan penjualan aset asing dan menuntut diskon minimal 50 persen.

Hampir 88 persen struktur kepemilikan Yandex saat ini mengambang bebas, dengan banyak dana Barat di antara para pemegang sahamnya. Yandex NV mengatakan, kesepakatan tersebut akan terdiri dari setara kas setidaknya 230 miliar rubel dan hingga sekitar 176 juta saham Yandex NV Kelas A.

“Pertimbangan tunai akan dibayarkan dalam Yuan Tiongkok di luar Rusia,” kata Yandex NV, seraya menambahkan bahwa pihaknya akan berhenti menggunakan merek Yandex setelah kesepakatan rampung.

Editor: Aditya Pratama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut