Pendiri Binance Beli Rumah Pertama di Dubai, Bakal Dijadikan Kantor Pusat?
DUBAI, iNews.id - Pendiri dan CEO Binance Changpeng Zhao, yang menjalankan bursa kripto terbesar di dunia, membeli rumah pertamanya bulan lalu di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA). Ini dilakukan sebagai bentuk dukungannya untuk sebuah kota yang dia gambarkan sebagai sangat prokripto.
"Pemerintah di sana sangat progresif, dan ini adalah lingkungan bisnis yang sangat baik. Saya ingin menunjukkan bahwa kami berkomitmen pada tempat itu, jadi saya membeli rumah di sana," kata dia, dikutip dari Bloomberg, Jumat (19/11/2021).
Kendati demikian, dia menolak mengungkapkan harga rumah tersebut. Dalam sebuah wawancara awal tahun ini, Zhao mengatakan, dia tidak memiliki rumah atau mobil karena barang seperti itu tidak likuid.
Pilihan tempat tinggalnya dapat memberikan petunjuk tentang lokasi kantor pusat Binance. Binance Holdings Ltd yang didirikan di China pada 2017 belum mendirikan basis global. Sebagai gantinya, Zhao telah memasukkan perusahaan di lokasi tempat Binance beroperasi, termasuk di Singapura, tempat dia tinggal selama dua tahun.
Dalam wawancara terpisah di forum Bloomberg, dia mengatakan, Binance telah memutuskan lokasi untuk kantor pusat globalnya dan akan mengumumkan setelah dia berkomunikasi dengan regulator.
"Saya tidak mengatakan di sinilah kami pasti akan membangun kantor pusat. Tapi misalnya, jika Anda melihat UEA, jika Anda melihat Prancis dan Singapura, wilayah ini semuanya sangat prokripto," ucapnya.
Dubai bersaing dengan Singapura, Swiss, dan negara-negara lain untuk menjadi pusat global dengan mendirikan apa yang disebut zona bebas untuk mendukung perdagangan aset kripto. Mereka juga ingin mengeluarkan peraturan yang akan mencakup lisensi untuk perdagangan kripto.
Adapun Binance Asia adalah di antara sekitar 70 perusahaan yang sedang menunggu izin dari Otoritas Moneter Singapura, bersama dengan unit lokal Coinbase Global Inc., Huobi Technology Holdings Ltd. yang berbasis di Hong Kong, dan Upbit di Korea Selatan.
Editor: Jujuk Ernawati