Pendiri Surabaya Pahlawan Jazz: Model Literasi Keuangan Paling Efektif adalah dengan Musik

JAKARTA, iNews.id - Pendiri Surabaya Pahlawan Jazz Indah Kurniawati mengatakan, sebagai anggota Komisi XII DPR memiliki tugas membantu menjaga stabilitas sistem keuangan, juga meningkatkan literasi keuangan. Menurutnya, model literasi keuangan paling efektif dengan menggunakan sarana musik.

"Saya rasa model literasi paling efektif adalah bersama dengan musik. Seperti kemarin kita mudah sekali mendatangkan mitra dan kita bisa komunikasi dengan lebih banyak untuk mendapatkan insight yang penting," kata dia di Surabaya Morning with Surabaya Pahlawan Jazz di SCBD Weekland, Jakarta, Sabtu (8/7/2023). 

Baca Juga

Bahlil Tetapkan Tarif Denda hingga Rp6,5 Miliar Bagi Pelanggaran Tambang di Kawasan Hutan

"Contoh saja, misalnya bagaimana kita dapat menghargai, mencintai, dan bangga dengan setiap rupiah yang kita hasilkan," imbuh dia.

Sementara itu, terkait dengan gelaran Surabaya Pahlawan Jazz dia akan terus mengembangkannya. Bahkan, Indah berencana menambah 1 unit caravan untuk dapat digunakan dalam acara-acara jazz di sekitar Jakarta.

Baca Juga

LPS Bersama IDX Channel Gelar Literasi Keuangan dengan Jazz Caravan

"Saya sudah memiliki 2 unit mobil ini dan dalam beberapa waktu ke depan saya akan create satu lagi dan saya akan tempatkan di Jakarta untuk kawan-kawan musisi Surabaya," ujarnya.

"Kalau saya punya 1 unit lagi di Jakarta, begitu ada event, ada permintaan untuk manggung maka dalam 10-15 menit bisa langsung on, parkir di mana jadi dalam 10-15 menit bisa langsung bunyi dan menghibur. Maka nanti tinggal mendatangkan orangnya atau bisa juga kita gunakan musisi kami yang ada di Jakarta," tambah Indah.

Lebih lanjut dia menjelaskan, alasannya mendirikan Surabaya Pahlawan Java Jazz untuk menjawab kebutuhan para musisi khususnya Jazz yang kebingungan ketika Indonesia dihadapkan pandemi Covid-19. Menurutnya, dengan cara ini, para musisi jazz memiliki panggung sendiri ketika semua panggung seperti kafe, restoran, dan hotel tidak mengadakan event sama sekali lantaran dilarang selama pandemi Covid-19.

"Seluruh event di Indonesia shut down, sekecil apapun event itu dan tidak tahu (saat itu) ke depan kita harus gimana? Maka saya meng-create panggung sendiri yang namanya caravan. Jadi saya bawa ke mana-mana sebagai cara kami ngamen secara keren. Saya insert dengan alat-alat memadai, sound system yang memadai dan inilah caravan bersejarah kami, yang kami create saat masa sulit," tutur Indah. 

Editor: Jujuk Ernawati