Pengusaha Ini Sukses Bikin Olahan Singkong, Salurkan Produk Camilan ke Hotel dan Kafe
JAKARTA, iNews.id - Cermat dalam melihat situasi dan memanfaatkan peluang merupakan kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang pengusaha. Hal ini dilakukan oleh pengusaha singkong asal Depok, Suryanila Astuti Hamid.
Produksi tanaman singkong yang melimpah membuat Nila, sapaan akrabnya, memulai bisnis camilan yang terbuat dari singkong pada tahun 2015. Awalnya, dia membuat produk camilan singkong bumbu. Kemudian, produknya berkembang menjadi kroket singkong dengan berbagai variasi.
“Kami selalu mengembangkan produk-produk. Sekarang sudah ada enam produk dengan kisaran harga Rp20.000 hingga Rp40.000. Ada kroket singkong dengan varian kroket singkong ayam, daging, keju dan sosis keju atau singkong bumbu” ujar Nila dikutip dari YouTube JagaLilin, Minggu (6/8/2023).
Berkat kegigihannya dalam mengembangkan dan menjaga kualitas produknya, Nila dipercaya oleh berbagai hotel dan kafe sebagai pemasok camilan singkong. Apalagi, produk yang diciptakan sangat inovatif karena pihaknya mengembangkan kroket dari singkong dimana biasanya pedagang lain membuat kroket dari kentang.
Selain memasok persediaan cemilan ke hotel dan kafe, pihaknya juga menggunakan platform Whatsapp dan marketplace untuk menjual produknya ke masyarakat umum. Dia juga memiliki reseller yang membantunya dalam mendistribusikan produk tersebut.
Adapun terdapat beberapa hal yang dilakukan dalam menjaga kualitas produknya, salah satu yang paling penting adalah menjaga kualitas bahan baku.
Menurutnya, kualitas singkong yang baik menentukan kualitas dan kuantitas dari produk yang dihasilkan. Ketika kualitas maksimal 90 persen dari singkong bisa dihasilkan menjadi produk cemilan. Sebaliknya, pihaknya biasanya hanya bisa menggunakan 40 persen hingga 50 persen dari singkong yang tidak memiliki kualitas maksimal.
“Makanya kami sangat tegas untuk memilih bahan baku sesuai dengan standar. Ketika menggunakan bahan baku yang tidak bagus, rasa kroket kami bisa pahit,” tuturnya.
Selain memastikan kualitas bahan baku, tantangan selanjutnya yang dihadapi adalah membagi waktu antara bisnis yang dikelola dan kegiatan sosial yang dilakukan oleh Nila. Pasalnya, dia mengemban tugas sebagai Sekretaris Forum Kota Depok Sehat dan Ketua Lembaga Konsultasi dan Kesejahteraan Keluarga.
Bahkan, Nila pernah pergi ke pasar dengan batik dan sepatu pantofel untuk membeli sekitar 30 hingga 60 kilogram singkong dengan motor. Apalagi, saat itu Nila tidak memiliki karyawan yang bisa membantu membeli bahan baku ke pasar.
Cemilan yang ditawarkan pihaknya pun disediakan dalam keadaan beku (frozen food). Hal ini dilakukan untuk meningkatkan daya tahan dari produk tersebut. Ini membuat banyak keluarga tertarik untuk membeli dan bahkan menyetok produknya sebagai cemilan di rumah.
Editor: Aditya Pratama