Penjualan Meningkat, Starbucks Bakal Buka 100 Gerai Baru di Inggris Tahun Ini
LONDON, iNews.id - Perusahaan jaringan kedai kopi, Starbucks bakal membuka 100 kedai kopi baru di seluruh Inggris pada tahun ini. Selain itu, perusahaan juga akan menginvestasikan jutaan poundsterling untuk meningkatkan kualitas kafe yang sudah ada.
Mengutip BBC, rencana ini disampaikan setelah jaringan kopi terbesar di dunia ini melaporkan peningkatan penjualan yang signifikan di Inggris pada tahun 2022, sekaligus pemulihan dari kondisi pandemi. Padahal, Starbucks ingin menjual operasionalnya di negara tersebut pada tahun lalu.
Ekspansi Starbucks di Inggris terjadi meskipun inflasi mendekati level tertinggi dalam 40 tahun. Hal ini mendorong kenaikan biaya bahan untuk perusahaan dan menggerogoti keuntungan.
Starbucks pertama kali meluncurkan gerainya di Inggris pada tahun 1998, hingga memiliki lebih dari 1.000 gerai di negara tersebut.
Selain Inggris, perusahaan juga berencana untuk membuka 300 toko baru di seluruh Eropa, Timur Tengah, dan Afrika (EMEA). Pemimpin bisnis Starbucks di EMEA, Duncan Moir menyebut bahwa pihaknya tetap berhati-hati melihat prospek ekonomi di tengah rencana tersebut.
"Seperti banyak bisnis lainnya, Starbucks menghadapi tantangan termasuk kekurangan pengemudi HGV, kenaikan biaya pemasok, dan penundaan pengiriman," ujar Moir dikutip, Selasa (7/1/2023).
Starbucks mengatakan, sejak pandemi Covid-19 kebiasaan pelanggan telah berubah, dan mengakibatkan perusahaan akan berupaya menambah jumlah cabang drive-thru dan berinvestasi dalam kemampuan digital di tokonya.
Sebelumnya dikabarkan, Starbucks berniat untuk menjual bisnisnya di Inggris karena menghadapi persaingan yang meningkat dari jaringan lain. Meskipun menyangkal pernah memulai proses penjualan formal, perusahaan terdampak keras akibat pandemi di seluruh dunia.
Adapun, sekitar 70 persen gerai Starbucks di Inggris dijalankan dioperasikan secara waralaba, dan sisanya dimiliki oleh perusahaan. Starbucks menyebut, kedai kopi baru nanti merupakan campuran antara waralaba dan kepemilikan perusahaan.
Editor: Aditya Pratama