Penyaluran Kredit Bank BTPN Nyaris Tembus 150 Triliun di Kuartal I 2023, Terbesar ke UKM
JAKARTA, iNews.id – Penyaluran kredit PT Bank BTPN Tbk nyaris menembus Rp150 triliun pada kuartal I 2023, seiring permintaan yang meningkat. Dari total kredit tersebut, penyaluran terbesar ke sektor Usaha Kecil dan Menengah (UKM).
Direktur Utama Bank BTPN, Henoch Munandar, mengatakan total kredit yang disalurkan Bank BTPN per akhir Maret 2023, meningkat 5 persen menjadi Rp149,90 triliun dari Rp142,37 triliun per akhir Maret 2022.
Dari jumlah tersebut, kredit di segmen korporasi meningkat sebesar 7 persen, usaha kecil dan menengah (UKM) 14 persen, sedangkan pembiayaan syariah tumbuh sebesar 11 persen dibandingkan periode sama tahun lalu.
Selain itu, Bank BTPN juga berhasil menjaga kualitas kredit tetap baik, seperti tercermin dari rasio gross non-performing loan (NPL) yang berada di level 1,38 persen akhir Maret 2023, turun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 1,40 persen dan masih relatif rendah dibanding rata-rata industri yang tercatat sebesar 2,6 persen pada akhir Februari 2023.
“Kami turut berbangga bahwa performa positif bank juga didukung oleh permintaan kredit yang terus bertumbuh. Meskipun begitu, kami senantiasa berkomitmen untuk terus mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam setiap keputusan bisnis,” ujar Henoch, dalam rilis yang dikutip Rabu (3/5/2023).
Dia mengungkapkan, Bank BTN juga mencatat biaya kredit menurun sebesar 4 persen yoy menjadi Rp416 miliar pada Triwulan I 2023. Oleh sebab itu Bank BTPN terus memantau kualitas kredit nasabah, mengelola restrukturisasi kredit, dan menjaga kecukupan pencadangan biaya kredit.
Pada kuartal I 2023, Bank BTPN mencetak laba bersih setelah pajak (konsolidasi) sebesar Rp805 miliar di kuartal I 2023, naik 7 persen dari Rp752 miliar pada periode sama tahun lalu. Pertumbuhan laba bersih ini didorong oleh peningkatan pendapatan operasional sebesar 3 persen dan penurunan biaya kredit sebesar 4 persen yoy.
Henoch menjelaskan, peningkatan pendapatan operasional didorong oleh naiknya pendapatan bunga sebesar 26 persen yoy sejalan dengan peningkatan kredit di segmen korporasi dan pembiayaan syariah dan naiknya pendapatan operasional lainnya sebesar 4 persen yoy.
“Bank BTPN berhasil menorehkan pertumbuhan laba bersih pada kuartal awal 2023. Pencapaian awal tahun ini akan mendukung kinerja baik Bank BTPN untuk terus tumbuh,” kata Henoch.
Pendapatan bunga bersih naik sebesar 3 persen yoy menjadi Rp2,94 triliun sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, dari Rp2,85 triliun pada periode yang sama tahun lalu, didukung oleh pertumbuhan kredit. Sementara beban bunga mengalami peningkatan, terutama karena kenaikan bunga deposito dan beban bunga dalam mata uang asing sebagai dampak dari kenaikan US Federal rate.
Dia menuturkan, Bank BTPN menyesuaikan kebutuhan dana pihak ketiga (DPK) dengan kebutuhan pendanaan kredit dan likuiditas, sehingga DPK tercatat meningkat 9 persen yoy menjadi Rp116,37 triliun pada akhir Maret 2023, dari Rp106,73 triliun pada akhir Maret 2022.
Pertumbuhan DPK disebabkan oleh peningkatan saldo deposito sebesar 10 persen yoy menjadi Rp76,81 triliun, dari Rp69,71 triliun, dan juga peningkatan saldo current account savings account (CASA) sebesar 7 persen yoy menjadi Rp39,57 triliun, dari Rp37,02 triliun. Sementara rasio CASA turun dari 34,7 persen menjadi 34,0 persen.
"Aset Bank BTPN juga mengalami peningkatan sebesar 6 persen yoy menjadi Rp204,00 triliun pada akhir Triwulan I 2023, dari Rp192,38 triliun," ungkap Henoch.
Bank BTPN turut menjaga rasio likuiditas dan pendanaan berada di tingkat yang sehat, dengan Liquidity Coverage Ratio (LCR) mencapai 240,66 persen dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) 126,65 persen pada 31 Maret 2023. Perseroan mencatat rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) 29,3 persen.
Selain itu Bank BTPN terus meningkatkan berbagai keandalan fitur Jenius, aplikasi life finance solution bagi nasabah digital savvy, melalui proses kokreasi dan kolaborasi dengan para kokreator.
Jenius pun mencatatkan pertumbuhan baik yang terlihat dari pertumbuhan registered user sebesar 21 persen yoy menjadi 4,6 juta per akhir Maret 2023, dari 3,8 juta satu tahun sebelumnya. Dana pihak ketiga yang dikelola Jenius juga tumbuh 46 persen yoy menjadi Rp23,6 triliun pada 31 Maret 2023, dari Rp16,2 triliun.
Jumlah pinjaman yang disalurkan Jenius melalui Flexi Cash mencapai Rp945,8 miliar, atau naik 103 persen yoy dari Rp465,0 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Selain Flexi Cash, Jenius juga telah meluncurkan berbagai fitur pinjaman lainnya, antara lain Kartu Kredit Jenius Visa, Buy Now Pay Later, dan Digital Micro guna memenuhi berbagai kebutuhan nasabah digital.
“Sejalan dengan aspirasi perusahaan, kami optimis untuk terus menjaga performa ini guna menyediakan berbagai layanan perbankan terbaik yang mampu memenuhi kebutuhan finansial nasabah di berbagai segmen sehingga bisa mewujudkan hidup yang lebih berarti,” tutur Henoch.
Editor: Jeanny Aipassa