Perajin Tahu dan Tempe Minta Harga Naik, Pedagang Pilih Perkecil Ukuran
JAKARTA, iNews.id - Kelangkaan kedelai di pasaran memicu kenaikan harga bahan tahu dan tempe. Situasi ini membuat perajin tahu dan tempe berteriak.
Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri mengungkapkan pihaknya meminta harga tempe dan tahu tidak naik. Ini karena daya beli atau konsumsi masyarakat masih lemah akibat pandemi Covid-19.
"Perajin minta kepada kami pedagang pasar harganya tolong dinaikkan, kami merasa sulit menaikkan karena daya beli masyarakat sedang turun. Kami enggak bisa paksakan pembeli mengikuti harga sekarang," ujar Abdullah saat dihubungi, Selasa (5/1/2021).
Dia menilai, jika komoditas lokal itu tidak dinaikkan, maka ongkos produksi yang ditanggung perajin tidak akan tertutupi harga jual. "Hal itu sempat membuat perajin berhenti berproduksi, dan keberadaan tahu dan tempe di pasar mulai langka," katanya.
Untuk menjaga ketersediaan komoditas di pasaran, jalan tengah yang diambil pedagang pasar dan perajin adalah dengan mengurangi ukuran tahu dan tempe. "Tidak ada jalan temu di awal. Akhirnya mogok produksi tahu atau tempe. Nah, mogok ini akhirnya ada jalan tengah, oke kita naikkan atau kemungkinan kita akan tipisi. Yang biasanya kita jual satu papan, akhirnya ini satu papan kita kurangi," ujarnya.