Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Pendiri Scale AI Alexandr Wang Ungkap Rahasia di Balik Sukses: Bekerja Lebih dari Orang Lain
Advertisement . Scroll to see content

Perempuan Ini Jadi Pengusaha Sukses di Usia 92 Tahun, Hartanya Tembus Rp11,54 Triliun

Sabtu, 15 Juni 2024 - 08:45:00 WIB
Perempuan Ini Jadi Pengusaha Sukses di Usia 92 Tahun, Hartanya Tembus Rp11,54 Triliun
Joan Payden berhasil menjadi pengusaha sukses di usia 92 tahun. (Foto: Dok. payden.com)
Advertisement . Scroll to see content

CALIFORNIA, iNews.id - Joan Payden berhasil menjadi pengusaha sukses melalui usaha yang dia rintis. Perempuan berusia 92 tahun itu masuk jajaran wanita terkaya di Amerika Serikat (AS) yang memiliki usaha sendiri.

Mengutip CNBC International, Payden merupakan CEO Payden & Rygel, perusahaan manajemen investasi yang berbasis di Los Angeles, California, AS. Dia mendirikan perusahaan tersebut pada 1983 setelah berhenti dari pekerjaan sebelumnya.

Sebagai pemilik mayoritas Payden & Rygel, kekayaan bersih Payden diperkirakan sekitar 700 juta dolar AS atau setara Rp11,54 triliun. Dia juga menjadi 'pendatang baru' dalam daftar perempuan terkaya di AS dengan usaha sendiri pada 2024 yang baru-baru ini diterbitkan oleh Forbes.

Payden & Rygel kini mengelola aset lebih dari 161 miliar dolar AS atau setara Rp2.654 triliun dan memiliki hampir 240 karyawan di berbagai kantor.

Perjalanan Payden menuju tangga kesuksesan berlangsung selama beberapa dekade. Setelah mengambil jurusan matematika dan fisika di Trinity College di Washington DC, Payden bekerja menjadi salah satu dari segelintir insinyur perempuan di sebuah perusahaan yang membangun kilang minyak yang berbasis di New Jersey pada 1950-an. Namun, dia menjadi korban PHK massal setelah tiga tahun bekerja. 

Setelah itu, dia beralih untuk berkarier di sektor keuangan dengan memanfaatkan latar belakang pendidikan matematikanya. Dia bekerja sebagai junior associate di Merril Lynch.

Beberapa tahun kemudian Payden pindah ke Los Angeles untuk bergabung dengan Scudder, Stevens & Clark, perusahaan pengelolaan uang bergengsi. Setelah beberapa kali mencoba promosi, dia menjadi mitra perempuan pertama di perusahaan tersebut. Dia sempat mengalami kegagalan karena tidak bermain golf pada pertemuan tahunan di lapangan khusus pria.

“Mereka mengadakan pertemuan tahunan di lapangan golf yang sangat besar dan bergengsi dan tentu saja mereka tidak mengizinkan perempuan masuk. Jadi, aku duduk di teras,” kata Payden kepada siswa di Notre Dame pada 2011.

Kemudian, pada 1983 dia khawatir akan terjebak di tempat yang sama selama satu dekade dan memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya. Dia pun rekannya Sandra Rygel untuk bergabung dengannya, dengan modal sejumlah uang yang dimilikinya untuk membentuk Payden & Rygel.

Pada saat itu, Payden tidak sepenuhnya yakin bahwa langkah tersebut akan membuahkan hasil. 

“Selalu ada kekhawatiran. Ketika saya mendirikan perusahaan, saya khawatir tidak akan mendapatkan klien. Tapi itu tidak masalah,” ucap Payden kepada The Los Angeles Times

Sejak saat itu dia membangun perusahaannya menjadi salah satu perusahaan manajemen investasi swasta terbesar di AS. Sementara, mantan perusahaannya, Scudder, Stevens & Clark, diakuisisi oleh perusahaan asuransi Swiss, Zurich Insurance Group dengan nilai hampir 1,7 miliar dolar AS pada 1997.

Editor: Aditya Pratama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut