Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Amerika Ingin Rebut Minyak, Venezuela: Mimpi!
Advertisement . Scroll to see content

Pertamina Buka Suara usai Dikabarkan Beli Minyak dari Rusia, Ini Penjelasannya

Rabu, 24 Juli 2024 - 17:28:00 WIB
Pertamina Buka Suara usai Dikabarkan Beli Minyak dari Rusia, Ini Penjelasannya
ilustrasi Pertamina impor minyak dari Rusia (Foto: Freepik)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) buka suara usai Pertamina dikabarkan akan mengimpor minyak mentah dari Rusia setelah sempat dibatalkan pada 2022 lalu. Ini penjelasannya.

Merespons hal itu, Corporate Secretary KPI Hermansyah Y Nasroen enggan menegaskan kabar tersebut. Namun, ia menjelaskan pada dasarnya Pertamina dalam proses pembelian minyak mentah sesuai dengan kebutuhan spesifikasi masing-masing kilang.

Selain itu, pihaknya juga membeli minyak sesuai dengan ketentuan yg berlaku, termasuk ketentuan secara internasional. 

"Juga bila melakukan pembelian minyak mentah dari Rusia, dilakukan dengan mekanisme price cap," ucap dia saat berbincang dengan iNews.id, Rabu (24/7/2024). 

Untuk diketahui, mekanisme price cap adalah satu pengaturan harga maksimum yang diizinkan untuk suatu produk atau komoditas tertentu. Dalam konteks perdagangan minyak mentah Rusia, mekanisme itu mengatur minyak hanya dapat dijual di bawah batas harga tertentu. 

klik halaman selanjutnya untuk membaca>>>

Adapun tujuan dari mekanisme ini untuk membatasi pendapatan negara penjual, dalam hal ini Rusia. Serta memastikan perdagangan tetap berlangsung dengan harga yang terkontrol. 

Sebelumnya, dikutip dari Reuters, Holding BUMN Minyak dan Gas (Migas) itu dikabarkan telah menambahkan grade minyak Rusia ke dalam daftar tender untuk membeli minyak mentah untuk kontrak September 2024. Informasi ini diperoleh berdasarkan pernyataan tiga pedagang yang mengetahui informasi tersebut.

"Pertamina telah mengajukan permintaan untuk minyak Ural Rusia serta minyak asam jenis Kirkuk, Jubilee, Al Shaheen dan lainnya dengan jadwal kedatangan di kilang Cilacap pada 15-17 September," bunyi keterangan Reuters.

Sementara itu, berdasarkan data LSEG, Pertamina terakhir kali membeli minyak ESPO Blend dan Sokol dari Rusia lebih dari 10 tahun lalu. Sanksi Barat terhadap sektor energi Rusia, termasuk embargo Uni Eropa terhadap minyak dan mekanisme pembatasan harga, telah menjadikan China, India, dan Turki sebagai pembeli utama minyak Rusia.

Pertamina meminta minyak Ural Rusia bersama dengan kualitas asam Kirkuk, Jubilee, Al Shaheen dan lainnya untuk kedatangan 15-17 September untuk Kilang Cilacap.

Editor: Puti Aini Yasmin

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut