Get iNews App with new looks!
inews
Advertisement
Aa Text
Share:
Read Next : Dirut Pertamina: Keterbukaan Informasi Jadi Tonggak Bangun Kepercayaan Publik
Advertisement . Scroll to see content

Pertamina Hemat Anggaran Rp6 Triliun di Tengah Lonjakan Harga Minyak Dunia

Selasa, 30 Agustus 2022 - 09:19:00 WIB
Pertamina Hemat Anggaran Rp6 Triliun di Tengah Lonjakan Harga Minyak Dunia
Pertamina terus mendorong program efisiensi menghadapi kenaikan harga minyak dunia. Hingga Juli 2022, Pertamina menghemat biaya operasional sekitar Rp6 triliun. (Foto: pertamina.com)
Advertisement . Scroll to see content

JAKARTA, iNews.id - PT Pertamina (Persero) terus mendorong program efisiensi menghadapi kenaikan harga minyak dunia yang berdampak pada kenaikan biaya produksi BBM. Diketahui, hingga Juli 2022, Pertamina menghemat biaya operasional sekitar Rp6 triliun.

Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengatakan, keberhasilan itu tak lepas dari langkah strategis penghematan biaya yang dilakukan oleh Pertamina Group sejak awal tahun 2022.

Menurutnya, saat ini perusahaan energi dihadapkan pada situasi yang berat di tengah disrupsi mata rantai pasokan energi global, imbas dari konflik Rusia-Ukraina. Mobilitas perdagangan global yang sedang menuju pemulihan terhambat dengan keterbatasan pasokan yang berisiko pada krisis energi.

Oleh karena itu, Nicke menyebut kebijakan pemerintah dalam menjaga daya beli masyarakat melalui subsidi BBM merupakan langkah tepat untuk mempercepat pemulihan ekonomi Indonesia. Hal tersebut tercermin dari peningkatan konsumsi BBM masyarakat serta aktivitas usaha. Namun di sisi lain, peningkatan konsumsi BBM tersebut menyebabkan kenaikan beban subsidi Pemerintah.

"Kami memahami beratnya beban subsidi pemerintah, untuk itu Pertamina melakukan berbagai program penghematan biaya dalam rangka membantu menurunkan beban subsidi pemerintah," ujar Nicke dalam keterangan tertulis, Selasa (30/8/2022).

Nicke mengungkapkan porsi terbesar dalam produksi BBM adalah biaya pembelian minyak mentah, yang mencapai 92 persen dari Biaya Pokok Produksi. Namun, hal tersebut berhasil ditekan, sehingga biaya produksi BBM bisa menurun signifikan.

Salah satunya berkat investasi upgrading Kilang Minyak Pertamina yang telah dijalankan dalam empat tahun terakhir ini, telah berhasil meningkatkan fleksibilitas minyak mentah. Artinya, jika selama ini Kilang Pertamina hanya dapat memproses minyak mentah tertentu saja yang harganya mahal, maka mulai tahun lalu Pertamina telah mampu memproses minyak mentah dengan sulfur content lebih tinggi. Tentunya dengan sumber yang lebih banyak dan harga yang lebih murah.

Selain itu, efisiensi energi di seluruh area operasional dari hulu ke hilir juga memberikan penghematan biaya yang signifikan. Di samping memberikan kontribusi pada penurunan emisi karbon.

"Terobosan pasca restrukturisasi yang juga signifikan untuk mencapai efisiensi Pertamina Group adalah sentralisasi pengadaan barang dan jasa, serta integrasi dan optimalisasi seluruh aset dari hulu ke hilir," ucap Nicke.

Tidak hanya menghemat biaya, dia menjelaskan Pertamina Group juga berhasil meningkatkan pendapatan dengan melakukan ekspor produk-produk bernilai tambah tinggi, seperti HVO (D100 berbasis kelapa sawit) dan Low Sulfur Fuel Oil.

Dikatakannya saat ini terdapat peningkatan demand dunia terhadap produk-produk low carbon. Melalui langkah upgrading Kilang, saat ini Pertamina mampu menghasilkan produk-produk low carbon, sehingga berhasil menangkap peluang tersebut.

"Bagi kami, penghematan biaya bukan sekadar cutting cost, tapi mengubah operating model serta memperbaiki bisnis proses, sehingga seluruh program tetap terlaksana dan seluruh target pun tercapai, namun dengan biaya yang lebih rendah. Pertamina akan terus melakukan berbagai upaya penghematan biaya, yang sekaligus mampu menurunkan emisi karbon, sehingga mendukung transisi energi Pertamina dan Indonesia," kata dia.

Editor: Aditya Pratama

Follow WhatsApp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut