Perusahaan Ini Terapkan 4 Hari Kerja dalam Seminggu secara Permanen
SAN FRANSISCO, iNews.id - Perusahaan startup fintech Bolt memutuskan memberikan empat hari kerja kepada karyawannya dalam seminggu. Kebijakan empat hari kerja ini diterapkan secara permanen.
Pendiri dan CEO Bolt Ryan Breslow mengatakan, perusahaan yang berbasis di San Fransisco itu telah memulai percobaan program tersebut pada musim gugur lalu dan hasilnya positif.
"Saya tidak bisa membayangkan menjalankan perusahaan dengan cara lain," kata dia, dikutip dari CNBC, Jumat (7/1/2022).
Dia menuturkan, hal itu membuat produktivitas dan kesehatan karyawan meningkat serta karyawan bahagia. Sebuah survei yang dilakukan pada akhir masa percobaan tiga bulan menemukan, 94 persen pekerja dan 91 persen manajer menginginkan program ini dilanjutkan.
Selain itu, 84 persen karyawan mengatakan mereka lebih produktif, dan 86 persen mengatakan lebih efisien dengan waktu mereka. Sementara itu, 84 persen melihat peningkatan dalam keseimbangan kehidupan kerja mereka.
Idenya tidak perlu mengambil lebih banyak jam kerja tetapi untuk bekerja lebih efisien. Breslow mengatakan, selama jam kerja, karyawan fokus pada tugas yang menjadi prioritas.
"Banyak perusahaan yang beroperasi dengan banyak ruang kerja, yaitu orang-orang lebih mementingkan penampilan kerja daripada pekerjaan sebenarnya," ujarnya.
"Jadi, Anda memiliki pertemuan yang tak terhitung jumlahnya, dokumen yang tak terhitung jumlahnya, presentasi yang tak terhitung jumlahnya. Tidak mungkin untuk menyaring kebisingan dan sampai ke inti masalah," imbuhnya.
Bolt, yang memiliki 550 karyawan penuh waktu, adalah salah satu dari segelintir perusahaan di AS yang telah memangkas hari kerja dalam seminggu. Para pendukung berharap ide itu akan berhasil, terutama pada saat menarik dan mempertahankan pekerja menjadi prioritas tinggi.
Sementara itu, jutaan orang telah berhenti dari pekerjaan mereka selama beberapa bulan terakhir, dengan rekor 4,5 juta melakukannya pada November saja. Para ahli memperkirakan tren ini akan terus berlanjut.
"Perusahaan yang telah kami bantu untuk melakukan transisi ke empat hari kerja seminggu telah melaporkan secara signifikan memperluas kumpulan calon rekrutmen potensial mereka," kata manajer program percontohan global 4 Day Week Global Joe O'Connor.
Sejauh ini, 30 perusahaan di AS dan Kanada telah mendaftar untuk uji coba terkoordinasi selama enam bulan tahun ini, yang berfokus pada jam kerja yang lebih sedikit dengan gaji yang sama. Program percontohan juga akan diluncurkan di Inggris, Australia, dan Selandia Baru.
"Empat hari seminggu menantang model kerja saat ini dan membantu perusahaan beralih dari sekadar mengukur berapa lama orang 'bekerja', ke fokus yang lebih tajam pada output yang dihasilkan," ucap O'Connor.
Bahkan ada undang-undang di Kongres yang mengurangi jam kerja standar menjadi 32 jam, dari 40 jam. Tidak ada tindakan lebih lanjut yang diambil sejak RUU itu diperkenalkan pada Juli lalu.
Namun empat hari kerja dalam seminggu tidak akan berhasil untuk setiap perusahaan atau model bisnis. Ini juga harus diterapkan dengan benar, dengan melihat alur kerja dan jumlah pertemuan.
"Ini harus bertindak sebagai titik masuk ke percakapan bisnis yang terfokus dan diberdayakan tentang bagaimana bekerja lebih cerdas dan lebih efisien," ucap O'Connor.
Editor: Jujuk Ernawati